Tahukah Anda bahwa antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Jika menggunakannya secara tidak tepat, antibiotik bisa menimbulkan beragam efek sampin, lho. Efek samping antibiotik ini bisa terbilang ringan, bisa juga berbahaya atau berdampak tidak baik.
Setiap obat memiliki kegunaan dan efek samping, termasuk antibiotik. Efek samping antibiotik terjadi sebagai bentuk reaksi yang muncul secara tidak terduga saat mengurangi atau menambah dosis, mengonsumsi antibiotik bersamaan dengan obat tertentu, atau menggunakannya dalam jangka waktu lama.
Meski demikian, efek samping antibiotik juga kadang bisa muncul pada penggunaan awal atau penggunaan dosis kecil.
Yuk, ketahui beberapa efek samping dari antibiotik pada ulasan artikel berikut ini. Baca hingga tuntas ya!
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Probiotik untuk Sehatkan Pencernaan Anda
Beberapa Efek Samping Antibiotik yang Bisa Terjadi
Antibiotik memiliki banyak tipe dan golongan. Secara umum, obat antibiotik bekerja dengan cara membunuh kuman atau menghambat pertumbuhan kuman di dalam tubuh.
Masing-masing tipe dan golongan antibiotik dapat menimbulkan efek samping yang berbeda pada setiap orang.
Efek samping yang muncul bisa bersifat ringan hingga berat. Berikut ini adalah beberapa efek samping antibiotik yang dapat terjadi:
1. Gangguan Pencernaan
Gangguan pencernaan merupakan efek samping antibiotik yang paling sering terjadi.
Gejala gangguan saluran cerna akibat penggunaan antibiotik, meliputi diare, mual, muntah, dan kram perut.
Efek samping ini lebih sering terjadi pada penggunaan antibiotik golongan penisilin, cephalosporin, dan fluoroquinolone.
Jadi, Anda harus selektif dalam mengonsumsi antibiotik ya.
2. Reaksi Alergi
Reaksi alergi antibiotik terbilang jarang terjadi. Namun, ketika muncul, reaksi alergi antibiotik biasanya berat dan berbahaya.
Sebagian orang yang memiliki reaksi alergi antibiotik dapat mengalami komplikasi berat berupa syok anafilaktik dan sindrom Stevens-Johnson.
Reaksi alergi terhadap antibiotik diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari 15 orang.
Meski pada umumnya kondisi ini tidak berbahaya, tetapi pada kasus tertentu, gejala alergi antibiotik yang muncul bisa cukup parah hingga berpotensi mengancam nyawa.
3. Infeksi Jamur
Penggunaan antibiotik dapat mengurangi jumlah bakteri baik di dalam tubuh.
Ketika jumlah bakteri baik tersebut berkurang, maka jamur akan mudah tumbuh.
Penyakit infeksi jamur ini biasanya muncul berupa sariawan di mulut, yang disebut kandidiasis oral.
Pada wanita, efek samping antibiotik bisa berupa infeksi jamur vagina yang menimbulkan keluhan gatal dan perih pada vagina, nyeri saat berhubungan intim, anyang-anyangan, hingga keputihan dengan bau tidak sedap.
4. Sensitif Terhadap Cahaya
Penggunaan antibiotik tertentu, terutama golongan tetrasiklin, dapat menyebabkan Anda lebih sensitif terhadap cahaya, termasuk cahaya lampu dan sinar matahari.
Akibatnya, semua cahaya yang Anda lihat akan terasa menyilaukan dan membuat mata tidak nyaman.
Ada pula antibiotik tertentu yang bersifat photosensitizer sehingga memengaruhi reaksi kulit bereaksi terhadap sinar ultraviolet.
Paparan sinar matahari saat menggunakan antibiotik jenis ini dapat meningkatkan risiko kulit terbakar, terik, mengelupas, dan kerusakan sel kulit berikutnya.
5. Gigi Berubah Warna
Beberapa jenis antibiotik, seperti tetrasiklin dan doksisiklin, dapat menyebabkan efek samping berupa perubahan warna pada gigi yang bersifat permanen jika diberikan pada anak-anak berusia di bawah 8 tahun.
Tingkat keparahan perubahan warna gigi akibat tetrasiklin dikategorikan 4 derajat, yaitu:
- Derajat satu. Perubahan warna gigi pada tingkat ini adalah mild staining (kuning muda, coklat muda, abu-abu muda) dan terjadi merata pada mahkota gigi.
- Derajat dua. Perubahan warna gigi pada tingkat ini adalah moderate staining (kuning-coklat sampai abu-abu gelap).
- Derajat tiga. Perubahan warna gigi pada tingkat ini adalah severe staining (warna biru-abu atau hitam), biasanya terletak pada bagian leher gigi berbentuk sabuk warna horizontal
- Derajat empat. Perubahan warna gigi pada tingkat ini adalah intractable staining (warna sangat gelap), dan pada tingkat ini perawatan dengan proses pemutihan gigi eksterna tidak efektif.
6. Resistensi Antibiotik
Penggunaan antibiotik yang terlalu sering atau tidak sesuai dosisnya dapat menyebabkan kuman mengalami resistensi atau kekebalan.
Hal ini merupakan salah satu efek samping antibiotik yang paling mengkhawatirkan.
Ketika kuman yang menyebabkan infeksi sudah kebal terhadap antibiotik, maka penyakit infeksi bakteri akan susah disembuhkan.
Karena kekebalannya, kuman juga berisiko tinggi menimbulkan infeksi berat, seperti sepsis.
Selain beberapa efek samping di atas, masih ada banyak efek samping antibiotik yang dapat muncul, yaitu:
- Kerusakan jaringan ikat, seperti tendonitis dan putusnya tendon. Efek samping ini dapat terjadi pada penggunaan antibiotik jenis fluoroquinolone, cephalosporin, sulfonamide, dan azythromycin.
- Gangguan jantung, seperti detak jantung tidak teratur dan tekanan darah rendah.
- Kelainan darah, misalnya leukopenia atau menurunnya jumlah sel darah putih dan trombositopenia atau jumlah trombosit yang terlalu rendah.
- Sakit kepala.
- Mulut terasa asam atau pahit.
Ada produk sebagai antibiotik alami yang bisa Anda konsumsi. Produk ini tersedia di Evermos. Bagi Anda yang ingin mendapatkan produk ini, silahkan klik rekomendasi produk di bawah ini.
Baca juga: Ampuh! Inilah Obat Alami Tipes dan Tips Aturan Makannya
Cara Menggatasi Efek Samping Antibiotik Secara Alami
Jika Anda mulai merasakan salah satu atau beberapa efek samping antibiotik, Anda tidak dianjurkan untuk langsung berhenti minum antibiotik tanpa anjuran dari dokter.
Sebab, ini akan membuat penyakit Anda kembali lagi, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.
Akibatnya, penyakit tersebut akan lebih kebal terhadap antibiotik yang Anda minum sehingga waktu penyembuhannya menjadi lebih lama.
Selain dengan berobat ke dokter, efek samping antibiotik juga dapat diatasi dengan beberapa bahan alami.
Nah, cara alami untuk mengatasi efek samping antibiotik adalah sebagai berikut:
1. Suplemen Antibiotik
Minum antibiotik nyatanya tidak hanya membunuh bakteri penyebab penyakit, tetapi juga menghilangkan bakteri baik dalam usus (probiotik).
Padahal, probiotik ini dibutuhkan untuk menjaga sistem pencernaan Anda tetap sehat.
Menurut sebuah penelitian pada tahun 2008, minum suplemen probiotik dapat membantu mencegah masalah pencernaan akibat antibiotik yang mengungkapkan bahwa probiotik terbukti mampu mencegah diare.
Selain dalam bentuk suplemen, Anda juga bisa mendapatkan asupan probiotik dari makanan yang difermentasi, seperti yogurt dan kefir.
Namun, pastikan bahwa obat antibiotik Anda telah habis terlebih dahulu sebelum Anda minum suplemen atau makan makanan yang mengandung probiotik.
2. Teh Herbal
Jika Anda merasa mual setelah minum antibiotik, cobalah untuk minum teh jahe untuk mengurangi efek sampingnya.
Kalau Anda tidak suka jahe, pilih teh daun raspberry yang dapat membantu mengobati diare akibat minum antibiotik.
Teh mengandung senyawa polifenol yang memiliki manfaat kesehatan, termasuk kemampuannya untuk membunuh mikro-organisme.
3. Ekstrak Bawang Putih
Ekstrak bawang putih telah digunakan sejak zaman dulu sebagai antibakteri alami. Hal itu pun didukung sejumlah penelitian yang telah membuktikan kandungan dalam bawang putih cukup efektif untuk melawan infeksi bakteri.
Cara membuat ekstrak bawang putih ini cukup sederhana, Anda cukup menghaluskan atau menumbuk beberapa beberapa siung bawang putih.
Jika kurang menyukai aromanya, Anda bisa mencampurkan minyak zaitun pada ekstrak bawang putih tersebut untuk mengurangi aroma bawang putih yang cukup tajam.
Ekstrak bawang putih yang telah dicampur bisa Anda aplikasikan langsung ke area kulit yang terluka atau terinfeksi.
Sementara, untuk mencegah atau mengobati infeksi pada organ dalam tubuh, Anda dapat mengonsumsinya secara langsung atau mengonsumsi beberapa siung bawang putih mentah secara langsung.
4. Jahe
Salah satu rempah dan bumbu masak ini ternyata juga memiliki khasiat sebagai antibiotik alami.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe mengandung zat yang dapat mengurangi peradangan pada tubuh dan membasmi kuman penyebab infeksi.
Beberapa jenis kuman yang diketahui dapat dimatikan oleh jahe ini adalah kuman E. coli, Staphylococcus, dan Streptococcus. Kuman-kuman tersebut dapat menimbulkan infeksi kulit, diare dan pneumonia.
Sayangnya, sejauh ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas jahe sebagai obat antibiotik secara umum.
Hal ini karena belum ada riset yang dapat memastikan bahwa jahe memiliki efek yang sama efektifnya dengan obat antibiotik dalam pengobatan penyakit infeksi.
5. Cengkeh
Cengkeh baik dalam bentuk rempahnya atau yang sudah diolah menjadi minyak cengkeh juga memiliki sifat antibiotik alami.
Herba yang satu ini banyak digunakan sebagai antibiotik untuk mengatasi infeksi pada gigi dan gusi.
Selain memiliki kandungan antibakteri, cengkeh juga memiliki efek antiradang dan antinyeri.
6. Kayu Manis
Kayu manis memiliki aroma dan rasa yang mirip dengan cengkeh. Namun di balik itu, ternyata rempah ini juga sama-sama memiliki kandungan antibakteri alami.
Bahkan beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa tak hanya baik untuk membasmi bakteri, kayu manis juga dapat mengatasi pertumbuhan jamur.
Rekomendasi Produk Kayu Manis Terbaik yang Tersedia di Evermos
Ada produk kayu manis yang bisa Anda konsumsi, produk ini tersedia di Evermos. Telah dijelaskan sbelumnya bahwa kayu manis ini dapat dijadikan sebagai antibiotik alami, sehingga tidak akan menimbulkan efek samping.
Yuk, jaga kesehatan Anda dan segera miliki produk kayu manis. Anda pun bisa menjualnya dengan menjadi reseller Evermos.
Tidak Punya Modal untuk Memulai Usaha? Tenang, Evermos Punya Solusinya!
Persoalan modal sebenarnya bisa teratasi. Banyak orang yang sulit memulai untuk berbisnis karena terkendala dengan hal modal.
Apakah Anda salah satunya? Seringkali pusing sendiri mencari modal dan akhirnya bingung bagaimana cara untuk memulai usaha?
Tenang, bagi Anda yang ingin memiliki bisnis, namun belum memiliki cukup modal, menjadi seorang reseller Evermos merupakan pilihan yang tepat.
Banyak kemudahan dan keuntungan yang akan Anda dapatkan dengan menjadi reseller Evermos, antara lain:
- Bisnis tanpa modal
- Memiliki toko online sendiri
- Tidak perlu pusing cari supplier
- Tidak perlu memikirkan stok dan pengiriman
- Mendapatkan pelatihan bisnis online dari ahlinya
- Berkesempatan bergabung dengan komunitas reseller dari berbagai daerah
Bagaimana? Menarik bukan? Mari raih potensi untuk mendapatkan penghasilan sesuai keinginan dengan menjadi reseller Evermos.
Yuk, segera daftarkan diri Anda dengan menjadi reseller hebat di Evermos. Silahkan untuk klik di bawah ini!
Demikianlah informasi mengenai efek samping antibiotik dan cara mengatasinya secara alami yang dapat Anda ketahui.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan pada kita semua. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.
Ingin membaca artikel menarik lainnya? Jangan lewatkan informasi lainnya pada situs blog Evermos.
Risma Novianti adalah SEO Analyst yang memiliki latar pendidikan Public Administration. Memiliki pengalaman kerja di bidang SEO selama 3,5 tahun. Berkemampuan aktif menganalisis data performance suatu website blog Evermos dan menganalisis content article dengan niche bisnis dan islami. Merangkap juga sebagai SEO Content Writer dengan memiliki kemampuan menulis dan mengedit yang baik sesuai dengan kaidah SEO sehingga tulisan mudah ditemukan di hasil pencarian Google.