Ayat Al Qur an dan Hadits Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, Begini Penjelasannya! 

Maulid Nabi merupakan hari besar sekaligus tradisi sebagian besar umat Islam untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lalu, apakah ada ayat Al Qur an dan hadits tentang Maulid Nabi? Simak ulasan lengkap beserta hukum Maulid Nabi di artikel ini, ya!

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertepatan dengan hari lahir Rasulullah yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal. Setiap tahunnya umat Muslim memperingati Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan. Adapun pada tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada tanggal 28 September 2023. 

Namun, pasalnya karena Maulid Nabi adalah sebuah tradisi, masih banyak masyarakat Muslim yang belum mengetahui hukum dari Maulid Nabi ini. Adapun sesuatu yang boleh atau tidak boleh dalam Islam pasti berlandaskan hadits maupun Al-Quran. 

Apakah ada hadits dan ayat Al-Quran tentang Maulid Nabi? Berikut ini penjelasan lengkapnya!

Baca juga: Maulid Nabi 2023 Jatuh Pada Tanggal Berapa? Simak Jadwalnya! 

Hukum Memperingati Maulid Nabi dalam Islam 

Melansir dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), hukum memperingati Maulid Nabi adalah bid’ah hasanah. Bid’ah hasanah merupakan tindakan yang tidak pernah Nabi praktikkan atau ajarkan kepada umatnya, namun tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits. 

Umumnya, tindakan dengan hukum bid’ah hasanah ini muncul setelah zaman kenabian. Seperti hal nya Maulid Nabi yang pertama kali dilakukan pada tahun 7 Hijriah, jauh setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. 

Karena hukum Maulid Nabi SAW adalah bid’ah hasanah, artinya umat Muslim boleh memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW selagi tindakan atau kegiatan yang dilakukan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadits. 

Beberapa tindakan yang mencerminkan hal positif pada Maulid Nabi adalah bersholawat, tabligh akbar, menceritakan kembali kisah-kisah Nabi kepada masyarakat luas, dan berbagai kegiatan Islami lainnya. 



Agar Anda lebih memahami mengenai hukum memperingati Maulid Nabi, Anda dapat membaca penjelasannya disini: Hukum Merayakan Maulid Nabi dan Dalilnya, Apakah Dibolehkan atau Tidak? 

Apakah Ada Ayat Al Quran dan Hadits Tentang Maulid Nabi?

background maulid nabi
Sumber: freepik.com

Sebetulnya tidak ada hadits maupun ayat Alquran yang secara eksplisit atau terang-terangan menyerukan umat Islam untuk melaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Namun, karena hukum Maulid Nabi adalah bid’ah hasanah, maka pastinya kegiatan ini masih sejalan dengan Alquran dan hadits. 

Selain itu, terdapat beberapa dalil ataupun hadits yang mengarah kepada ajakan untuk memperingati Maulid Nabi. Berikut ini beberapa ayat Al-Qur an dan hadits tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Baca juga: Contoh Teks Pidato Tentang Maulid Nabi Singkat Beserta Dalilnya dari Berbagai Tema.

Hadits Maulid Nabi Tentang Berpuasa Pada Hari Senin

Meskipun Nabi Muhammad SAW tidak pernah merayakan kelahirannya, namun beliau selalu berpuasa pada hari Senin yang merupakan hari kelahiran dari Nabi Muhammad SAW. Kisah ini diperkuat dengan salah satu hadits riwayat Muslim, yaitu: 

عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ” : فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ .” رواه مسلم

Artinya: “Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari Senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (H.R. Muslim)

Dari hadits tersebut, meskipun Rasulullah SAW tidak secara langsung menyerukan untuk merayakan hari kelahirannya, namun beliau menghormati hari Senin sebagai bentuk syukur atas kelahirannya serta wahyu yang Allah SWT berikan kepada beliau. 

Ayat Al Qur an Tentang Maulid Nabi dengan Menyambut Kelahiran Nabi 

Dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama, menjelaskan bahwa terdapat dalil Al-Quran mengenai seruan kepada umat Manusia untuk bergembira atas dilahirkannya Nabi Muhammad SAW. 

Dalil tersebut terdapat dalam Al-Quran surat Yunus ayat 58, yaitu: 

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: “Katakanlah, dengan anugerah Allah dan rahmatNya (Nabi Muhammad SAW) hendaklah mereka menyambut dengan senang gembira.” (QS.Yunus: 58)

Seorang ulama bernama Asy-Syekh Al-Hafidz As-Suyuthi menjelaskan bahwa tindakan yang dapat kita lakukan yang berkaitan dengan seruan pada ayat di atas yaitu dengan mengadakan peringatan atas lahirnya Nabi Muhammad SAW atau kemudian disebut sebagai Maulid Nabi. 

Peringatan Maulid Nabi ini dilakukan dengan mengumpulkan pada umat Muslim untuk kembali mengingat Rasulullah SAW, bersholawat atas beliau, mengisahkan kembali sejarah hidup hingga perjuangan Nabi SAW dari beliau lahir hingga wafat. 

Selain itu, juga didukung dengan kegiatan bermanfaat lainnya yang dapat menyatukan silaturahmi umat Islam serta meningkatkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. 

Baca juga: 5 Contoh Teks Ceramah Tentang Maulid Nabi Singkat Beserta Dalilnya, Menyentuh Hati!

Pendapat Sahabat Nabi Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW

Di luar dari ayat Al Qur an dan hadits tentang Maulid Nabi, mengutip dari buku An-Ni’matu Al’Kubra ‘Ala Al-‘Aalam fi Maulid Sayyid Waladi Adam, terdapat beberapa komentar sahabat Nabi atau khulafur rasyidin mengenai peringatan Maulid Nabi, berikut ini: 

  • Pendapat Abu Bakar as-Shiddiq 

قَالَ أَبُو بَكْر الصِّدّيْقِ رضي الله عنه: مَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا عَلَي قِرَاءَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِي فِي الْجَنَّةِ

Artinya: Abu Bakar as-Shiddiq RA. berkata, “Barang siapa mengeluarkan infak satu dirham (satuan mata uang di daerah Arab di masa kekaisaran Utsmaniyah) dalam rangka pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW., maka ia adalah teman (kekasih) ku di surga.”

  • Utsman bin Affan

قَالَ عُثْمَانُ رَضِيَ اللهُ مَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا عَلَي قِرَاءَةِ مَوْلِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَأنَّمَا شَهِدَ غَزْوَةَ بَدْرٍ وَحُنَيْن

Artinya: “Barang siapa mengeluarkan infak satu dirham dalam rangka pembacaan maulid nabi Muhammad SAW. maka seakan-akan ia mati syahid di perang Badar dan Hunain.”

  • Pendapat Umar bin Khattab

قَالَ عُمَرُ رضي الله عنه مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا الْإِسْلَامَ

Artinya: Umar bin Khattab RA., berkata “Barang siapa mengagungkan Maulid Nabi Muhammad SAW., maka ia sungguh telah menghidupkan Islam.”

  • Pendapat Ali bin Abi Thalib

قَالَ عَلِيٌّ رضي الله عنه وَكَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ سَبَبًا لِقِرَائَتِهِ لَايَخْرُجُ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا بِالْإِيْمَانِ وَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya: Ali bin Abi Thalib berkata, “Barang siapa mengagungkan Maulid Nabi Muhammad SAW dan hal itu menjadi sebab pembacaan Maulid Nabi maka ia tidak akan keluar dari dunia (meninggal) melainkan membawa iman serta akan masuk ke surga tanpa hisab.”

Sehingga, dari beberapa pendapat sahabat Nabi Muhammad SAW di atas, maka memperkuat hukum bid’ah hasanah dari memperingati Maulid Nabi. 

Baca juga: Bacaan Maulid Nabi Lengkap Arab, Latin, dan Artinya, Berzanji Hingga Mahalul Qiyam [PDF]

Hadits Tentang Maulid Nabi yang Terindikasi Palsu

Memang tidak ada hadits yang secara langsung menyerukan kita untuk memperingati Maulid Nabi. Namun, beberapa hadits mengisyaratkan umat Islam agar bergembira dan meningkatkan rasa cinta atas kelahiran Nabi Muhammad, salah satunya melalui Maulid Nabi. 

Tapi, mungkin Anda pernah mendengar sebuah hadits yang isinya mengenai seruan untuk melaksanakan peringatan Maulid Nabi agar mendapatkan syafaat Nabi Muhammad di hari akhir. Pasalnya, ternyata hadits tersebut terindikasi palsu karena tidak memiliki sanad dan rawi. 

Hadits tersebut tercantum dalam kitab Madarij al-Su’ud, Imam Nawawi al-Bantani yaitu: 

“Nabi SAW bersabda: “Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, niscaya aku akan memberi syafaat kepadanya kelak pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa mendermakan satu dirham di dalam menghormati kelahiranku, maka seakan-akan dia telah mendermakan satu gunung emas di jalan Allah”.

Adapun kemudian, Syaikh Ibnu Jibrin menyatakan bahwa hadits tersebut tidaklah shahih. Sebab tidak ada di dalam riwayat kitab Shahih Bukhari dan Muslim. 

Apabila Anda ingin memperingati Maulid Nabi, Anda dapat melakukannya dengan melantunkan doa-doa. Temukan bacaan Arab, Latin, dan arti berbagai doa Maulid Nabi disini: 11 Doa Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap Arab, Latin, dan Artinya.

Kesimpulan: Ayat Al-Quran dan Hadits Maulid Nabi 

Dari penjelasan diatas, tidak ada ayat Al-Quran maupun hadits Maulid yang secara langsung menyerukan umat Muslim untuk merayakan Maulid Nabi. Sebab, kegiatan Maulid Nabi ini tidak pernah Rasulullah lakukan dan ajarkan, begitu pula dengan sahabat-sahabatnya.

Namun, bergembira dan berbahagia atas kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul junjungan umat adalah hal yang boleh untuk umat Muslim lakukan. 

Hal tersebut salah satunya dapat kita lakukan dengan memperingati Maulid Nabi setiap tanggal 12 Rabiul Awal dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Ingat, umat Muslim harus bijaksana dalam menentukan kegiatan yang akan kita laksanakan dalam rangka Maulid Nabi. 

Sebab, apabila sesuai dengan kaidah Al-Quran dan hadits, maka peringatan Maulid Nabi yang terlaksana dapat menimbulkan dosa. Misalnya seperti melakukan kegiatan pesta dengan lagu-lagu dan menggabungkan antara laki-laki dan perempuan, serta kegiatan terlarang lainnya. 

Semoga kita senantiasa berada di jalan yang benar dan terhindar dari perbuatan buruk. Semoga kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW di hari akhir kelak. 

Demikianlah ulasan mengenai hadits tentang Maulid Nabi, semoga artikel ini membantu Anda untuk mendapatkan pemahaman baru! Apabila ingin membaca informasi lainnya, Anda bisa mengunjungi blog Evermos. 

Selain itu, Anda dapat kunjungi Evermos untuk mendapatkan penghasilan tambahan tanpa modal. Apalagi, jika Anda tertarik memulai usaha sebagai pebisnis pemula, maka Anda bisa memulainya sebagai reseller Evermos. Klik tombol di bawah ini untuk mendapatkan penawarannya!

YUK, GABUNG DISINI!

Buka Usaha Jadi Reseller (Daftar Gratis)