Sebagai seorang pebisnis muslim, tentu tidak hanya memikirkan soal business plan, target market dan strategi bisnis. Lebih dari itu, pebisnis perlu mengetahui etika serta tanggung jawab sosial dalam bisnis syariah.
Hal tersebut perlu kita pahami secara betul agar langkah kita tak salah arah dalam berbisnis syariah.
Islam sendiri telah mengatur secara detail mengenai hal-hal yang perintah dan larangan, termasuk dalam hal etika dan tanggung jawab sosial ini tentu menjadi salah satu parameter kesuksesan dalam berbisnis syariah.
Nah, untuk mengetahui lebih detail mengenai hal tersebut. Mari simak ulasan artikel ini secara tuntas!
Daftar Isi:
Apa Itu Etika Bisnis Islam?
Etika atau akhlak dalam bahasa Arab memiliki arti perangai atau kesopanan. Arti lainnya dari akhlak adalah budi pekerti, perangai, tingkah laku.
Akhlak berasal dari kata Khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (pencipta, makhluk (yang diciptakan) dan Khalq (penciptaan).
Etika memiliki pengertian sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan antara yang baik dengan yang buruk.
Selain itu, etika juga dapat kita artikan sebagai bidang ilmu yang bersifat normatif karena berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.
Sedangkan bisnis Islam adalah serangkaian aktivitas dengan adanya usaha untuk mendapatkan keuntungan.
Arti lain dari bisnis Islam yaitu serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya(barang atau jasa) termasuk profit.
Akan tetapi adanya pembatasan dalam cara memperolehan dan pendayagunaan harta. Tentunya ada aturan halal dan haram.
Dari pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa etika bisnis Islam merupakan kegiatan seorang atau sekelompok orang dalam mencari keuntungan atau profit dengan menggunakan etika Islam yang tujuan utamanya untuk mencari ridho Allah SWT.
Dengan demikian, Islam memposisikan bisnis sebagai usaha manusia untuk mencari ridho Allah SWT.
Perlu kita ingat bahwa bisnis Islami tidak bertujuan jangka pendek, individual dan semata-mata hanya mencari keuntungan berdasarkan kalkulasi matematika.
Akan tetapi bertujuan untuk jangka pendek sekaligus jangka panjang yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial dihadapan masyarakat, negara, dan Allah SWT.
Bagi Anda yang ingin berjualan online sesuai dengan prinsip syariah Islam, suatu keputusan bagi Anda untuk menjadi reseller Evermos.
Untuk bergabung, Anda dapat klik gambar di bawah ini. Siap-siap untuk mendapatkan penghasilan ya!
Bagaimana Dasar Etika Bisnis Islam
Jika setiap perilaku orang terlibat dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan perilakunya adakan terkendali dan tidak terjadi perilaku KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) karena menyadari adanya pengawasan dari Allah SWT yang akan mencatat setiap amal pebuatan yang baik maupun yang buruk.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8
Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya (7). Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (8).”
Apa Saja Prinsip Etika Bisnis Islam?
Dalam etika bisnis Islam terdapat beberapa prinsip yang harus dijadikan pedomanpara pebisnis muslim untuk menjalankan usahanya, antara lain:
1. Kesatuan (Unity)
Dalam konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim, baik dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep konsistensi dan peraturan yang menyeluruh.
Nah, dari konsep ini, maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan.
Atas dasar pandangan ini, maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal, serta membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem Islam.
2. Keseimbangan (Keadilan)
Dalam beraktivitas pada dunia kerja dan bisnis, Islam mewajibkan untuk berbuat adil, tidak terkecuali pada pihak yang tidak disukai.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Maidah ayat 8 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanụ kụnụ qawwāmīna lillāhi syuhadā`a bil-qisṭi wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin ‘alā allā ta’dilụ, i’dilụ, huwa aqrabu lit-taqwā wattaqullāh, innallāha khabīrum bimā ta’malụn.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Keseimbangan atau keadilan menggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam yang berhubungan dengan keseluruhan harmoni pada alam semesta.
Hukum dan tatanan yang kita lihat pada alam semesta mencerminkan keseimbangan yang harmonis.
Dengan demikian, keseimbangan, kebersamaan, kemoderatan merupakan prinsip etis mendasar yang penting untuk diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis.
3. Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas untuk memenuhi keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya.
Apabila kita melihat secara logis, prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas.
Prinsip ini menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya.
4. Kehendak Bebas
Hal ini merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan bersama.
Kepentingan individu terbuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensinya.
Berdasarkan prinsip kehendak bebas ini, manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjian termasuk menepati janji atau mengingkarinya.
Tentu saja seorang muslim yang percaya kepada kehendak Allah akan memuliakan semua janji-janjinya.
5. Kebenaran yang Meliputi Kebajikan dan Kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengadung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran.
Dalam konteks bisnis kebenaran dapat kita artikan sebagai niat, sikap, dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau untuk menetapkan keuntungan.
Adapun arti kebajikan adalah sikap ihsan yang merupakan tindakan yang dapat memberi keuntungan terhadap orang lain.
Bagaimana Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis Islam?
Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial merupakan suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dari kepentingan publik eksternal.
Perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan pemangku kepentingan berdasarkan prinsip sukarela dan kemitraan.
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Pemangku kepentingan tersebut antara lain konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan, yaitu suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek ekonomi.
Misalnya tingkat keuntungan atau deviden, tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
Dari pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak (meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya.
Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial Secara Syariah
Di dalam tanggung jawab sosial, terdapat beberapa ruang lingkup yang harus diketahui. Adapun ruang lingkup tanggung jawab sosial adalah sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab Terhadap Konsumen
Tanggung jawab sosial terhadap konsumen pada umumnya terbagi atas dua kategori, yaitu menyediakan produk-produk berkualitas dan menetapkan harga-harga secara adil.
Perusahaan pun harus memperhatikan hak-hak konsumen, dengan tidak menetapkan harga yang tidak wajar, dan menjaga etika dalam hal periklanan.
Suatu perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pelanggannya akan kehilangan kepercayaan dalam bisnisnya.
2. Tanggung Jawab Terhadap Karyawan
Bentuk tanggung jawab sosial terhadap karyawan memiliki dasar pada aktivitas manajemen sumber daya manusia dalam melancarkan fungsi-fungsi bisnis seperti proses perekrutan, penerimaan, pelatihan, promosi, dan pemberian kompensasi.
Perilaku tanggung jawab terhadap para karyawan memiliki komponen hukum dan sosial.
Suatu perusahaan dikatakan memenuhi tanggung jawab hukum dan sosialnya apabila karyawannya diberi kesempatan yang sama tanpa memandang faktor-faktor suku, jenis kelamin, atau faktor lainnya yang tidak relevan.
Perusahaan harus mengakui kewajibannya untuk melindungi kesehatan para karyawannya dengan cara memberikan kesempatan untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan tekanan kehidupan dan preferensi hidup.
Perusahaan yang mengabaikan tanggung jawab itu akan menghadapi resiko kehilangan karyawan yang produktif dan bermotivasi tinggi. Mereka juga membiarkan dirinya menghadapi tuntutan hukum.
3. Tanggung Jawab Terhadap Investor
Perusahaan bertanggung jawab terhadap para investor dengan cara mengelola sumber daya investor dan memperlihatkan status keuangan para investor secara jujur.
Perusahaan harus menghindari tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap para investor dengan cara memberikan keterangan yang menyimpang mengenai sumber daya.
4. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
Tanggung jawab sosial terhadap lingkungan merupakan kepedulian suatu perusahaan dalam mengendalikan operasionalnya agar tidak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar, tetapi seharusnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial terhadap lingkungan yang harus diperhatikan adalah kepedulian atas polusi udara, polusi air, polusi tanah, pembuangan limbah beracun, daur ulang dan sebagainya.
5. Tanggung Jawab Terhadap Umat
Dalam bisnis Islam, tanggung jawab sebagai pengusaha dan pedagang muslim adalah membayar zakat dan sedekah kepada yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin, anak yatim, kaum dhuafa dan lain sebagainya.
Hal ini wajib umat muslim lakukan dalam rangka untuk membersihkan hartanya.
Dengan berzakat atau bersedekah berarti kita akan memperoleh keberkahan atas kekayaan yang kita miliki.
Manfaat Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis Syariah
Manfaat ini bisa kita terapkan dalam tanggung jawab sosial di sebuah bisnis yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan Citra Usaha
Dengan melakukan kegiatan CSR, konsumen dapat lebih mengenal bisnis Anda sebagai sebuah usaha yang selalu melakukan kegiatan yang baik bagi masyarakat.
Dengan begitu, citra perusahaan yang Anda bangun akan meningkat dan berpeluang untuk meningkatkan kepercayaan terhadap client atau konsumen.
2. Memperkuat Brand Usaha
Proses branding itu sendiri merupakan sebuah upaya untuk membentuk citra dan rasa keterikatan secara emosional antara pelanggan dengan merk produk serta perusahaannya dan juga upaya untuk membedakan diri dari pesaing.
Melalui kegiatan memberikan product knowledge kepada konsumen dengan cara membagikan produk secara gratis, dapat menimbulkan kesadaran konsumen akan keberadaan produk perusahaan sehingga dapat meningkatkan posisi brand usaha Anda.
3. Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan Bagi Bisnis Anda
Para investor saat ini sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya berinvestasi pada UKM/perusahaan yang telah melakukan CSR.
Demikian juga penyedia dana, seperti perbankan, lebih memprioritaskan pemberian bantuan dana pada UKM/perusahaan yang melakukan CSR.
4. Mengembangkan Kerja Sama dengan Para Pemangku Kepentingan
Dalam melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan tentunya tidak mampu mengerjakan sendiri, jadi harus dibantu dengan para pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, masyarakat, dan universitas lokal.
Maka dari itu, perusahaan dapat membuka relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan tersebut.
Nah, demikianlah informasi mengenai tanggung jawab sosial dalam bisnis syariah yang dapat Anda ketahui.
Sebagai umat Islam, tentu saja kita perlu memahami tanggung jawab sosial secara syariah. Karena pada hakikatnya, dalam berbisnis pun tujuannya untuk mencari ridho Allah.
Maka dari itu, penerapan tanggung jawab sosial secara syariah ini perlu kita terapkan dalam bisnis.
Nah, bagi Anda yang ingin menjalankan bisnis dengan syariat Islam, Anda dapat bergabung menjadi reseller Evermos.
Dengan menjadi reseller Evermos, Anda dapat memenuhi anjuran Rasulullah yaitu berdagang sesuai syariat Islam dan tentunya dapat membantu perekonomian umat Islam di Indonesia.
Insya Allah, bisnis yang Anda jalani ini halal tanpa riba. Dapatkan juga kemudahan dalam berbisnis reseller di Evermos.
Di Evermos juga ada pelatihan tentang bisnis yang dapat membantu atau mengarahkan Anda untuk menjadi reseller yang hebat.
Tunggu apalagi? Yuk, segera gabung menjadi reseller Evermos dengan cara klik Daftar Reseller Evermos Gratis di bawah ini.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat dan semoga bisnis yang Anda jalani dapat membawa keberkahan dan memberi kemaslahatan ekonomi umat.