Rezeki dari Allah tidak akan tertukar – Pernahkah kita berpikir bahwa orang yang fakir atau orang miskin adalah takdir yang sudah digariskan oleh Allah?
Lalu bagaimana jika kita membantu orang miskin yang sudah ditakdirkan oleh Allah menjadi miskin?
Apakah akan menjadi penentang takdir Allah karena sudah memberi makan dan membantu orang miskin?
Kita semua sepakat bahwa takdir Allah tidak akan tertukar, maka apa jadinya jika kita membantu atau memberi makan orang miskin? Apakah melawan takdir Allah?
Mari simak jawaban yang diberikan oleh Gus Baha tentang kisah orang kafir dan fakir yang dikutip dari video ceramah singkat Gus Baha yang berjudul Jika Miskin Itu Takdir, untuk Apa Kita Membantunya?.
Rezeki dari Allah Tidak Akan Tertukar, Jangan Menentang Takdir Allah!
Dalam video yang diunggah di kanal Youtube Santri Gayeng ini, Gus Baha bertanya, apakah membantu orang miskin adalah salah satu perbuatan melawan takdir Allah? Padahal Allah sudah menjelaskan bahwa rezeki dari Allah tidak akan tertukar.
Hal itu seperti kisah seorang yang miskin yang diberi makan seseorang, apakah orang yang memberi itu menentang skenario Allah?
“Saya tanya, kalau ada fakir miskin terus diberi makan, itu hal yang baik atau tidak?”
Semua pasti akan sepakat bahwa memberi itu adalah hal yang baik. Namun ternyata ada pandangan yang membuat seseorang bingung soal ini.
Gus Baha menyampaikan bahwa ada orang kafir yang berkata jika memberi makan orang miskin itu adalah perbuatan menentang Tuhan.
“Orang miskin itu sudah ditakdirkan tidak makan, kenapa kamu memberinya makan? berarti kamu menentang Tuhan.” kata Gus Baha menirukan ucapan orang kafir tersebut.
Maka dari itu jangan menentang takdir Tuhan. Apakah itu hal yang benar?
Rezeki dari Allah Tidak Akan Tertukar: Agama Itu Harus Dicerna dengan Kecerdasan
Kemudian, Gus Baha melanjutkan bahwa orang kafir itu diminta oleh Nabi Muhammad untuk bersedekah kepada orang miskin.
Namun orang kafir tersebut menjawabnya dengan enteng bahwa orang fakir itu sudah ditakdirkan oleh Allah bahwa di sudah miskin. Kalau orang kafir itu membantu maka ia telah menentang takdir Tuhan.
Secara logika pernyataan tersebut ada benarnya, namun inilah pentingnya beragama dengan ilmu dan guru.
Gus Baha mengatakan orang yang berkata seperti itu adalah orang yang hanya belajar dari teks saja, namun tidak dengan guru.
Dengan kata lain, jawaban orang kafir tersebut adalah sesuatu yang sangat salah dan dianggap bodoh.
Seperti firman Allah dalam surat Yasin ayat 47:
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Belajarlah dengan Ilmu dan Guru agar Tidak Tersesat
Berdasarkan ayat di atas bahwa orang kafir yang memberikan pernyataan seperti itu adalah sebuah kesesatan yang nyata.
Ada pelajaran yang dapat diambil dari penggalan cerita di atas, bahwasanya orang kafir hanya membaca dari teori tanpa menggunakan kecerdasannya.
Oleh karena itu, belajar ngaji bersama guru dan kecerdasan adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh siapapun agar tidak menjadi orang tersesat.
Allah SWT berfirman:
وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ
Artinya: “Dan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya.”
Ayat di atas mengajarkan bahwa ciri-ciri orang kafir adalah orang yang selalu berpaling pada tanda-tanda kebesaran Allah.
Maka dari itu, sangat dilarang bagi kita untuk berpaling dari Allah dan tidak mengimani bahwa Allah Mahabesar.
Rezeki dari Allah Tidak Akan Tertukar, Jangan Mencontoh Orang yang Diberi
Ada satu kisah yang diceritakan oleh Gus Baha dalam ceramahnya, tentang burung yang tidak bekerja namun mendapatkan makan.
Satu waktu seorang murid sedang memperhatikan sekelompok burung yang sedang bekerja mencari makan, namun ada satu ekor burung yang tidak ikut bekerja karena sayap dan dan kakinya patah.
Kemudian burung lainnya yang memiliki makanan hasil kerja tadi datang memberikan makan kepada burung yang kaki dan sayapnya patah tersebut.
Seketika orang tersebut berkata dan menyimpulkan bahwa orang yang tidak bekerja pun pasti dapat makan.
Lalu ia datang kepada gurunya dan berkata burung saja yang tidak bekerja bisa makan, berarti manusia juga bisa seperti itu, tidak usah bekerja, tidak usah berdagang saja karena pasti dapat makan.
Sontak sang guru tertawa dan berkata “Jangan mencontoh orang yang diberi, contohlah orang yang memberi. Jangan mau diberi, tapi memberi.”
Demikian artikel tentang rezeki Allah tidak akan tertukar yang mengutip dari ceramah singkat Gus Baha. Semoga kita menjadi golongan orang-orang yang berada dalam dekapan Allah SWT.
Sumber: Syahaqy, Rizky. Jika Miskin Itu Takdir, untuk Apa Kita Membantunya?. YouTube, diunggah oleh Santri Gayeng, 2 Januari 2021. https://www.youtube.com/watch?v=ETP-CSo1vIc .
Jika Anda ingin mendapatkan dan membaca artikel Islami menarik lainnya, silahkan untuk kunjungi selalu situs Blog Evermos.
Anda juga bisa menambah pemasukan Anda setiap bulannya hanya dengan modal HP dan tanpa mengeluarkan uang sedikitpun.
Caranya sangat mudah, Anda bisa bergabung menjadi reseller Evermos dan mendapatkan keuntungan serta keberkahan.
Penasaran dan tertarik untuk bergabung? Klik tombol di bawah ini, ya.
Rizky Syahaqy, merupakan SEO Content Writer di Blog Evermos yang fokus pada konten bisnis dan doa. Sebelumnya saya merupakan lulusan dari Universitas Islam Negeri Bandung jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Setelah lulus, saya bekerja di dunia kepenulisan selama 1 tahun, yakni menjadi wartawan di sebuah media berita. Namun sejak masih kuliah saya aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang jurnalistik dan kepenulisan selama 3 tahun. Bahkan semasa kuliah saya sudah bekerja sebagai penulis lepas di berbagai media berita dan penyiar radio. Oleh karena itu saya memiliki kemampuan yang baik dalam menulis dan mencari sumber yang kredibel untuk sebuah tulisan yang saya buat. Semoga yang saya sajikan dapat bermanfaat untuk semua yang membacanya.