Perang Khaibar – Salah satu peristiwa yang terjadi pada bulan Muharram adalah perang Khaibar, yakni perang antara umat Islam melawan Yahudi.
Peristiwa ini menjadi salah satu catatan di bulan Muharram, tepatnya di penghujung bulan Muharram Tahun ke-7 Hijriah.
Lantas apa yang menyebabkan terjadinya perang Khaibar? Siapa yang menang dalam Perang Khaibar? Dan apakah yang diperbuat Rasulullah sesudah penaklukan Khaibar?
Berikut penjelasannya untuk Anda.
Kapan Terjadinya Perang Khaibar?
Perang Khaibar merupakan perang yang terjadi di akhir bulan Muharram tahun 7 Hijriah atau tahun 628 Masehi.
Perang ini terjadi antara umat Islam yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW melawan kaum Yahudi yang tinggal di Khaibar.
Pada saat itu, Kota Khaibar atau sering disebut negeri Hijaz adalah sebuah benteng bagi kaum Yahudi.
Dengan tanah yang subur dan air yang berlimpah, kota ini menjadi tempat perlindungan sempurna bagi kaum Yahudi.
Oleh karena itu, perang ini menjadi salah satu pertempuran umat muslim yang paling sengit karena pasukan Yahudi sangat kuat.
Pertempuran ini berlangsung sekitar dua minggu dan berakhir dengan kemenangan umat Islam.
Apa yang Menyebabkan Terjadinya Perang Khaibar?
Salah satu penyebab terjadinya perang ini adalah menjamurnya kaum Yahudi di Kota Khaibar.
Di sana mereka berkembang sangat pesat dan sampai mendirikan sebuah benteng untuk menyimpan senjata, perisai dan yang lainnya.
1. Perkembangan Kaum Yahudi yang Pesat
Setelah perang Yahudi-Romawi, kaum Yahudi mulai mendiami Khaibar dan mengembangkan pertanian di tanahnya yang sangat subur.
Lambat laun, posisi mereka pun sangat dominan, baik secara budaya, ekonomi, dan politik. Selain itu, orang-orang Yahudi juga membangun benteng dan menyimpan pedang, tombak, perisai, serta persenjataan lainnya.
Pada akhirnya, di Khaibar berdiri banyak perkampungan Yahudi yang terpusat pada tiga wilayah, yaitu Natat, Shiqq, dan Katiba.
Sementara itu, di Madinah terdapat tiga klan Yahudi yang kuat, yaitu Bani Qaynuqa, Bani Al-Nadir, dan Bani Qurayzah.
Saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, beberapa tokoh penting yang ada mulai masuk Islam.
2. Upaya Yahudi Menyerang Rasulullah
Dalam perkembangannya, perselisihan antara Nabi Muhammad dengan tiga klan Yahudi terkuat di Madinah tidak dapat dihindari.
Dari serangkaian insiden tersebut, Bani Al-Nadhir akhirnya terusir dari Madinah pada 625 dan menetap di Khaibar.
Setelah terusir dari Madinah, pemimpin Bani Al-Nadhir terus melakukan upaya untuk mengumpulkan sekutu guna melawan Nabi Muhammad.
Cara-cara yang dilakukan adalah dengan menyogok dan menghasut klan Yahudi lainnya, hingga mengadu domba umat muslim.
Para cendekiawan meyakini bahwa berbagai intrik yang dilakukan Bani Al-Nadhir itulah yang menjadi penyebab Perang Khaibar.
Menghadapi kenyataan tersebut, Nabi Muhammad tidak mempunyai pilihan selain menyerang Khaibar.
Apa yang Terjadi pada Saat Perang Khaibar?
Pada Maret 628 M atau 7 Hijriah, pasukan muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad berangkat menuju Khaibar.
Kekuatan muslim diperkirakan terdiri dari hampir 2.000 pasukan dan 200 kuda. Dibandingkan dengan kekuatan Khaibar yang mencapai 10.000 tentara, umat muslim memang kalah jumlah.
Akan tetapi, pasukan muslim dapat menaklukkan jarak sekitar 150 km dari Madinah ke Khaibar dalam waktu tiga hari hingga mengejutkan pihak Yahudi.
Akibatnya, klan Yahudi di Khaibar gagal membangun pertahanan yang terorganisir dan terpusat. Karena sifat kaum Yahudi yang terlalu meremehkan umat muslim, pasukan Nabi Muhammad dapat dengan mudah menaklukkan benteng di Khaibar satu per satu.
Kendati demikian, pertahanan Yahudi belum sepenuhnya berhasil ditembus oleh umat muslim.
Bahkan komandan pasukan Yahudi sempat diganti beberapa kali karena gugur dalam pertempuran.
Lamanya Perang Khaibar mencapai dua pekan dan pertempuran baru berakhir saat kaum Yahudi menyerah karena kedudukannya semakin terdesak.
Yahudi Kalah dan Bersepakat dengan Rasulullah
Pertempuran Khaibar menelan 93 korban jiwa dari pihak Yahudi dan 15 orang umat muslim. Setelah pertempuran diakhiri, Nabi Muhammad dan kaum Yahudi membuat sebuah kesepakatan.
Dalam kesepakatan tersebut, orang-orang Yahudi harus meninggalkan Khaibar dan menyerahkan kekayaan mereka. Sementara itu, Nabi Muhammad berjanji akan menghentikan peperangan dan tidak menyakiti orang Yahudi.
Setelah Khaibar ditaklukkan, orang-orang Fadak meminta untuk diperlakukan dengan lunak, sebagai imbalan dari penyerahan diri mereka. Dengan penaklukkan kaum Yahudi di Khaibar, pengaruh Islam di Madinah pun semakin kuat.
Doa Nabi Muhammad saat Perang Khaibar
Ketika pertempuran Khaibar terjadi, Rasulullah SAW meminta kepada Allah dengan mengucapkan doa berikut ini:
“Wahai Allah! Tuhan segala langit dan semua yang dinaunginya; Tuhan segala bumi dan semua yang dipikulnya; Tuhan segala setan dan semua yang disesatkannya; Tuhan segala angin dan semua yang dihembuskannya.
Sesungguhnya kami meminta kepada-Mu kebaikan kampung ini, kebaikan penduduknya, dan kebaikan semua yang ada di dalamnya. Dan, kami berlindung kepada-Mu dari keburukan kampung ini, keburukan penduduknya, dan keburukan semua yang ada di dalamnya.” “Lanjutkan langkah kalian,” serunya Nabi Muhammad dengan menyebut nama Allah!.
Kobaran Semangat Rasulullah saat Perang Khaibar
Selain berdoa kepada Allah, Rasulullah SAW juga menyerukan sebuah kalimat kepada pasukannya untuk menyerang Khaibar.
Rasulullah berseru kepada pasukan Muslim:
اللَّهُ أَكْبَرُ، خَرِبَتْ خَيْبَرُ، إِنَّا إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ
Artinya, “Allah Mahabesar! Hancurlah Khaibar! Jika kita masuk ke wilayah mereka, pagi ini pasti akan menjadi pagi yang buruk bagi orang-orang yang telah diberi peringatan itu.” (Al-Buthi, Fiqhus Sirah Nabawiyah, [Bairut, Darul Fikr: 2019], halaman 261-262).
Demikianlah pembahasan tentang Perang Khaibar yang terjadi pada penghujung bulan Muharram antara umat Islam melawan kaum Yahudi.
Terus kunjungi situs Blog Evermos untuk membaca artikel islami lainnya. Semoga bermanfaat.
Jika Anda ingin mendapatkan uang tanpa harus mengeluarkan modal, mudah saja. Yuk gabung jadi reseller Evermos dan dapatkan jutaan rupiah setiap bulannya.
Rizky Syahaqy, merupakan SEO Content Writer di Blog Evermos yang fokus pada konten bisnis dan doa. Sebelumnya saya merupakan lulusan dari Universitas Islam Negeri Bandung jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Setelah lulus, saya bekerja di dunia kepenulisan selama 1 tahun, yakni menjadi wartawan di sebuah media berita. Namun sejak masih kuliah saya aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang jurnalistik dan kepenulisan selama 3 tahun. Bahkan semasa kuliah saya sudah bekerja sebagai penulis lepas di berbagai media berita dan penyiar radio. Oleh karena itu saya memiliki kemampuan yang baik dalam menulis dan mencari sumber yang kredibel untuk sebuah tulisan yang saya buat. Semoga yang saya sajikan dapat bermanfaat untuk semua yang membacanya.