Kisah Nabi Musa – Nabi Musa adalah salah satu Rasul Allah yang memiliki banyak keistimewaan. Allah juga telah mengabadikan kisah lengkap Nabi Musa dari lahir hingga meninggal dalam beberapa surat berbeda dalam Al-Qur’an.
Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid menjelaskan dalam buku Munculnya Yajuj dan Majuj bahwa sekitar 1436 SM. lahir dan sekitar 1316 SM. mati. Kisah kehidupan Nabi Musa dalam Al-Qur’an diceritakan panjang dan pendek.
Salah satu surat yang menjelaskan kisah Nabi Musa as secara rinci adalah Surat Al Qasas. Bagaimana kisah lengkap Nabi Musa dari lahir hingga meninggal yang tercantum dalam Al-Qur’an? Baca lebih lanjut di bawah ini.
Kisah Nabi Musa Ketika Lahir
Peristiwa kelahiran Nabi Musa dijelaskan dalam ayat 1-6 Al-Qur’an Surah Al Qashash:
طٰسۤمّۤ تِلْكَ اٰيٰتُ الْكِتٰبِ الْمُبِيْنِ نَتْلُوْا عَلَيْكَ مِنْ نَّبَاِ مُوْسٰى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ اِنَّ فِرْعَوْنَ عَلَا فِى الْاَرْضِ وَجَعَلَ اَهْلَهَا شِيَعًا يَّسْتَضْعِفُ طَاۤىِٕفَةً مِّنْهُمْ يُذَبِّحُ اَبْنَاۤءَهُمْ وَيَسْتَحْيٖ نِسَاۤءَهُمْ ۗاِنَّهٗ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِيْنَ وَنُرِيْدُ اَنْ نَّمُنَّ عَلَى الَّذِيْنَ اسْتُضْعِفُوْا فِى الْاَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ اَىِٕمَّةً وَّنَجْعَلَهُمُ الْوٰرِثِيْنَ ۙ وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَجُنُوْدَهُمَا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَحْذَرُوْنَ
Artinya: Tha Sin Mim. Ini ayat-ayat Kitab (Al-Qur’an) yang jelas (dari Allah). Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir‘aun dengan sebenarnya untuk orang-orang yang beriman. Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan.
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka.
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas, Musa lahir di Mesir dipimpin oleh seorang raja yang kejam dan kejam bernama Firaun. Raja Firaun dikenal selalu bersikap sewenang-wenang. Dia bahkan memaksa orang-orangnya untuk bekerja.
Raja Firaun pernah bermimpi melihat api yang bisa membakar Mesir. Ketika dia bangun, dia mengumpulkan dukun dan peramal untuk menafsirkan mimpi itu.
Para peramal mengatakan bahwa di antara anak-anak Israel seorang putra akan lahir yang akan menjadi penyebab pemusnahan penduduk Mesir. Penafsiran mimpi itu membuat Firaun ketakutan, sehingga ia memerintahkan pasukannya untuk membunuh seorang anak kecil yang lahir dari bani Israel.
Musa lahir pada saat pembunuhan bayi dan laki-laki oleh pasukan Raja Firaun merajalela. Nabi Musa lahir dari seorang wanita bernama Yukaibid.
Yukaibid sangat ketakutan ketika anaknya dibunuh oleh Raja Firaun. Kemudian Allah mengilhaminya untuk memasukkan Musa ke dalam peti dan dibawa ke sungai ketika tentara Firaun datang.
Ki Jamballawuh menjelaskan dalam buku Prasejarah Peradaban Nusantara Berdasarkan Kisah Para Nabi: Dengan izin Allah, peti Musa ditemukan oleh istri Fir’aun bernama Asiyah binti Muzahim. Setelah disetujui oleh firaun, Asiyah memutuskan untuk merawat bayi Musa dan mengadopsinya sebagai seorang anak.
Firaun dikenal sebagai raja yang kejam. Namun, dia sangat mencintai dan mencintai istrinya sehingga dia selalu menuruti keinginannya.
Saat membesarkan Musa, Asiyah mencari seorang wanita untuk memberikan Asi kepada bayinya. Atas kehendak Allah, ibu kandung Musa dipilih untuk menyusuinya. Karena tidak ada ASI yang Musa minum kecuali dari ibunya sendiri.
Begitulah cara Allah menyatukan Musa ke pangkuan ibunya. Kisah ini dijelaskan dalam surat Al Qashah ayat 13. Allah SWT berfirman yang artinya:
“Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan tidakberduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”.
Kisah Nabi Musa Ketika Dewasa
Dikutip dari buku The Amazing Example of 25 Prophets karya Arianny syufah, ketika Musa beranjak dewasa, dia mendapat petunjuk dari Tuhan bahwa dia bukanlah anak kandung Raja Firaun. Dia juga menerima mukjizat pengetahuan dan pangkat kenabian dan Taurat untuk menundukkan firaun.
Nabi Musa memutuskan untuk meninggalkan istana karena dia menerima kabar bahwa Firaun sedang merencanakan kejahatan terhadapnya. Ini terjadi setelah salah satu dari kaumnya terbunuh ketika Musa mendamaikan perkelahian antara dua orang.
Keduanya berasal dari Bani Israel dan Qibthi, yang merupakan firaun. Pelarian Nabi Musa dikisahkan dalam Surat Al Qashash ayat 21 yang berbunyi:
فَخَرَجَ مِنْهَا خَاۤىِٕفًا يَّتَرَقَّبُ ۖقَالَ رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ
Artinya: Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.”
Nabi Musa pergi tanpa mengetahui arah tujuan, takut dan khawatir dikejar oleh tentara Fir’aun. Tanpa disadari, dia mendekati Madyan dan bertemu dengan kedua putri Nabi Shuaib.
Mengutip dari buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII karya Harjan Syuhada da Fida’ Abdilah, pertemuan itu terjadi saat Nabi Musa sedang beristirahat. Kedua gadis itu mengambil air untuk ternak mereka.
Musa memutuskan untuk membantu mereka. Setelah itu mereka mengundang Musa untuk mengunjungi rumah itu. Setibanya di sana, dia baru mengetahui bahwa kedua gadis itu adalah putri Nabi Syuaib.
Setelah diperlakukan dengan hormat, Nabi memberi tahu Musa apa yang telah terjadi padanya. Maka Nabi Shuaib berkata, “Jangan takut, kamu memang telah dipisahkan dari orang-orang yang zalim.”
Nabi Syuaib kemudian menawarkan Nabi Musa untuk menikahi salah satu putrinya. Hal ini juga diabadikan dalam Surat Al Qashash ayat 27. Tawaran itu diterima oleh Nabi Musa dan ia menikah dengan salah satu putri Nabi Syuaib bernama Shafuro.
Kisah Kembalinya Nabi Musa ke Mesir
Setelah mendapat izin dari ayah mertuanya, Musa menemani istrinya pergi ke Mesir. Ia menerima wahyu dari Allah SWT dimana kejadian ini juga diriwayatkan dalam Surat Al Qashash ayat 29-32. Menurut beberapa tradisi, tempat turunnya wahyu Nabi Musa adalah sebuah bukit yang disebut Tursina.
Setibanya di Mesir, Nabi Musa mengajak Fir’aun untuk kembali ke jalan yang benar dengan menunjukkan kepadanya keajaiban Allah, yaitu tongkat saktinya yang bisa menjelma menjadi ular. Ketika Firaun melihat ini, dia menjadi sangat marah dan memanggil semua penyihir untuk bersaing dengan Musa.
Kemenangan ada di pihak Nabi Musa dan para dukun mengakui kebenaran yang dibawanya. Selain itu, Siti Asiah, istri Raja Firaun, juga percaya kepada Nabi Musa. Hal ini membuat Firaun marah dan mengeksekusi para penyihir dan menyiksa istrinya sampai mati.
Kisah Tenggelamnya Firaun di Laut Merah
Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, karena kejadian ini, Nabi Musa dan para pengikutnya diburu oleh Fir’aun dan seluruh pasukannya. Para ulama mengatakan jumlah tentara Firaun mencapai satu juta orang. Pada masa Nabi Musa hanya sekitar 600.000 orang.
Mereka menjelajahi semua daerah untuk mencari Nabi Musa dan para pengikutnya dan bertemu saat matahari terbit. Tidak ada cara lain bagi mereka untuk menyelamatkan diri selain menyeberangi Laut Merah.
Kemudian turunlah pertolongan Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 50 yang berbunyi:
وَاِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَاَنْجَيْنٰكُمْ وَاَغْرَقْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ وَاَنْتُمْ تَنْظُرُوْنَ
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami membelah laut untukmu, sehingga kamu dapat Kami selamatkan dan Kami tenggelamkan (Fir‘aun dan) pengikut-pengikut Fir‘aun, sedang kamu menyaksikan
Pada peristiwa ini, Allah menurunkan kepada Nabi Musa untuk membenturkan tongkatnya ke permukaan laut. Tiba-tiba air laut terbelah menjadi dua dengan ombak yang menggulung. Setiap mata yang melihat dan menyaksikan peristiwa ini terkesima.
Nabi Musa dan para pengikutnya menapaki jalan yang terbentang di tengah lautan dan berhasil menyeberanginya kembali ke daratan. Sementara Firaun dan pasukannya baru saja memasuki jalan.
Ketika Fir’aun dan pasukannya berada di tengah lautan, Nabi Musa segera memukul tongkatnya lagi, dan air laut yang terbelah itu bersatu kembali. Firaun dan pasukannya tewas karena tenggelam tanpa ada yang selamat. Kejadian ini juga tercantum dalam Quran Yunus ayat 90-92.
Kisah Wafatnya Nabi Musa
Dikutip dari buku Nabiku Teladanku karya Lutfiya Cahyani, setelah selamat dari penganiayaan oleh pasukan Fir’aun, Nabi Musa tinggal bersama kaumnya, Bani Israil. Dia hidup sampai 120 tahun dan meninggal di Gunung Nebu di Yordania.
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Musa di atas adalah bahwa kekuatan manusia, sehebat apa pun, tidak akan mampu menahan kekuatan Allah. Firaun dihukum oleh Allah dan mengalami kehancuran karena kesombongan, kekejaman dan ketidaktaatannya terhadap perintah Allah.
Simak informasi menarik lainnya hanya di Blog Evermos
Seorang SEO Specialist dan SEO Content Writer yang memiliki latar belakang pendidikan di Manajemen Informatika. Memiliki pengalaman bekerja selama 6 tahun di bidang ini dan telah menghasilkan konten yang berkualitas tinggi dan mudah ditemukan di mesin pencari untuk berbagai jenis industri. Memiliki kemampuan yang baik dalam menulis, mengedit, dan mengelola proyek konten sesuai dengan standar SEO. saya juga memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisis data dan mengikuti tren terbaru dalam SEO.