Dalam kisah Nabi Ibrahim, Ibrahim sebagai sosok Nabi yang paling sabar serta Nabi yang paling cerdas sehingga memiliki sebutan bapaknya para Nabi. Nabi Ibrahim merupakan nabi yang wajib kita ketahui serta patut diteladani sikapnya.
Nama Ibrahim AS juga diabadikan sebagai nama surat di dalam Al-Quran yaitu pada surat ke-14.
Ibrahim dipandang sebagai nabi dan rasul ulul azmi dan mendapat julukan Khalilullah (خلیل اللہ; ) artinya kesayangan Allah.
Pada kesempatan ini Admin akan mengulas kisah nabi ibrahim singkat, kisah nabi ibrahim lengkap, kisah nabi ibrahim dan ismail yang termasuk dalam rangkuman singkat kisah nabi ibrahim dan ismail.
Serta, sebagai penutup Admin akan mengulas sifat terpuji yang dapat kita teladani dari kisah nabi ibrahim.
Kisah Nabi Ibrahim Lengkap
Kelahiran Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim AS lahir di kota Ur di wilayah Mesopotamia yang saat ini disebut sebagai kota Iraq tahun 2295 SM.
Kondisi masyarakat saat itu sangat jahiliyah karena banyak membuat patung untuk disembah sebagai tuhannya.
Di masa itu, terdapat kekuasaan yang zalim bahkan beraninya mengaku sebagai Tuhan yaitu Raja Namrud.
Raja Namrud adalah penguasa Babilonia memiliki sifat sombong dan berkata bahwa ia adalah Tuhan mereka.
Dari buku karya Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Ilyas (1448-1522) yaitu Kisah Penciptaan dan Tokoh-Tokoh Sepanjang Zaman, ibunda Ibrahim bernama Layutsa.
Kala itu, Raja Namrud bermimpi ada anak laki-laki yang kelak akan menggulingkan tahta, sehingga kelahiran Nabi Ibrahim AS disembunyikan dan Ibrahim tinggal di dalam gua.
Kisah Nabi Ibrahim Kecil Mencari Tuhannya
Saat itu Nabi Ibrahim yang tinggal di gua sepeninggalan ibundanya didapati tengah meminum susu dari ibu jari, sedangkan madu dan keju pada jari lainnya.
Ibrahim AS tumbuh lebih cepat ketimbang dengan anak seusianya, meski ia berusia fisik 1 tahun namun sudah berfikir layaknya anak 12 tahun.
Melihat kondisi umatnya yang menyembah patung, erbesit keinginan pada dirinya untuk mencari Tuhan yang sebenarnya.
Ibrahim AS sempat mengira bahwa matahari, bulan, dan bintang adalah Tuhannya namun setelah mereka silih berganti beliau mengira semua itu ada yang menciptakannya.
Kisah ini juga diabadikan dalam firman-Nya Q.S. al-An’am [6]: 78,
فَلَمَّا رَاَ الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هٰذَا رَبِّيْ هٰذَآ اَكْبَرُۚ فَلَمَّآ اَفَلَتْ قَالَ يٰقَوْمِ اِنِّيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ
Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini lebih besar.” Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.” (Q.S. al-An’am [6]: 78)
Nabi Ibrahim Menyeru Ayahnya Penyembah Berhala
Setelah sekian waktu berlalu, Ibrahim AS tumbuh dan mengenal Allah SWT sebagai Tuhannya.
Beliau memahami bahwa kewajiban pertama sebelum berdakwah kepada kaumnya yaitu berdakwah kepada ayahnya.
Ayah Nabi Ibrahim bernama Azar yang dikenal sebagai sosok pembuat patung berhala dan penjual
patung berhala.
Dengan sopan santun, Ibrahim AS menemui sang ayah kemudian menyeru kepadanya sebagai nabi dan rasul agar ayahnya bertobat dan masuk ke Islam.
Percakapan Ibrahim AS kepada ayahnya tersebut diabadikan pula dalam Al-Quran surat Maryam ayat 43.
“Wahai ayahku, sunggu telah sampai kepadaku sebagian ilmu yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukan kepadamu jalan yang lurus”(Surat Maryam ayat 43).
Namun, permintaan tersebut ditolak-tolak mentah oleh ayahnya yang bersikukuh akan menyembah patung sebagaimana yang dilakukan oleh nenek moyangnya.
Meskipun tidak sesuai dengan keinginannya, Ibrahim AS tetap tabah dan melanjutkan perjuangan dakwahnya.
Nabi Ibrahim Ditolak Kaumnya
Kemudian ketika berdakwah kepada kaumnya, sayangnya Nabi Ibrahim AS harus menerima penolakan berkali-kali.
Menurut masyarakat Bait Al-Maqdis saat itu, kepercayaan turun menurun lebih kuat ketimbang ajaran baru Ibrahim AS.
Seperti yang tertuang dalam Surah Asy-Syuara ayat 71, sang ayah dan kaumnya menyangkal dakwah.
Mereka berkata, “Kami menyembah berhala-berhala dan senantiasa tekun menyembahnya.”
Walaupun saat itu Nabi Ibrahim AS sudah memberitahu mereka tiada gunanya untuk menyembah patung yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Akan tetapi, tetap saja jawaban yang didapat dari kaum dan ayahnya adalah penolakan untuk menyembah Allah SWT.
Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala dan Mukjizatnya
Kisah Nabi Ibrahim yang sering kita dengar yaitu para saat peristiwa Ibrahim AS menghancurkan semua berhala kecuali yang paling besar.
Hal ini beliau lakukan demi membuktikan kepada masyarakat bahwa patung yang mereka anggap Tuhan tiada dapat menolong dirinya sendiri.
Berhala patung-patung tersebut juga tidak dapat memberikan manfaat, ataupun petunjuk dan ampunan.
Raja Namrud yang mengetahui apa yang diperbuat Ibrahim yaitu menghancurkan segala patung kecuali yang paling besar, menjadi murka.
Raja Namrud juga bertanya terhadap apa yang telah Ibrahim AS perbuat dari menghancurkan berhala tersebut.
Kemudian, Nabi Ibrahim AS menjawab lalu mengapa mereka semua menyembah benda mati yang tidak dapat berbuat apa-apa, bergerak atau bahkan menolong dirinya sendiri.
Raja Namrud pun murka, kemudian memerintahkan pasukannya untuk menghukum nabi Ibrahim AS agar dibakar hidup-hidup.
Saat dibakar, Allah SWT memberikan pertolongan kepadanya dan diabadikan dalam firman-Nya pada surat Al-Anbiya ayat 68-70.
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan itu mereka orang-orang yang paling merugi.”(QS. Al-Anbiya’ (21): 68-70).
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail
Setelah peristiwa tersebut, kisah Nabi Ibrahim lengkap pun berlanjut yaitu menikah kedua kalinya dengan Siti Hajar dan dikaruniai Ismail.
Pada saat itu, mereka melakukan perjalanan selama berhari-hari di gurun pasir dari Syam hingga ke Gunung Faran di Mekkah.
Nabi Ibrahim kemudian mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk meninggalkan istri beserta putranya yang masih bayi itu.
Perintah tersebut ditaati oleh Ibrahim AS juga Siti Hajar.
Suatu saat persediaan makanan habis dan bayi Ismail menangis dengan sedihnya, Siti Hajar mulai mencari air.
Dia berlarian dari Gunung As-Safa ke gunung Al-Marwa berharap mendapatkan pertolongan.
Setelah melakukannya selama 7 kali sambil terus berdoa, Allah SWT mengabulkan doanya.
Keluar air jernih dari tanah yang kering dekat dengan kaki bayinya, inilah yang kita sebut dengan air Zam-Zam.
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail berlanjut ketika Nabi Ibrahim AS bermimpi bahwa ia akan mengorbankan putranya yang amat dicintai.
Begitupula dengan Ismail, yang bermimpi bahwa ayahnya harus mengorbankan dirinya karena perintah Allah SWT.
Dengan keyakinan yang kuat, Ibrahim AS beserta Ismail AS menuruti perintah Allah SWT semata-mata menjalankan perintah agama.
Dibaringkannya putra kesayangan itu, kemudian dengan penuh pengorbanan keduanya menjalankan perintah Allah SWT.
Allah SWT telah menerima pengorbanan yang mereka lakukan kemudian saat itu juga memberikan mereka seekor domba jantan besar untuk menggantikan Ismail.
Kisah Akhir Hayat Nabi Ibrahim Singkat
Waktu berlalu dan perjalanan dakwah Ibrahim AS kemudian akan digantikan oleh putranya yaitu Ismail.
Kisah akhir hayat dari Ibrahim AS dimulai ketika Ibrahim AS duduk di teras rumah kemudian datang seorang lelaki tua dengan wajah lusuh sambil memegang tongkat.
Kemudian Ibrahim AS mempersilakan tamu tersebut untuk masuk dan menjamunya.
Ternyata, lelaki tersebut itu adalah malaikat Izrail, hingga satu tahun kemudian Izrail datang dengan wujud yang tampan.
Sifat Terpuji dari Kisah Nabi Ibrahim
1. Memurnikan Akidah
Dalam kisah nabi Ibrahim singkat tersebut, kita belajar untuk selalu memurnikan akidah atau keyakinan sebersih-bersihnya.
Melalui Jurnal Ilmu Pendidikan Islam dan Keagamaan Pascasarjana UIN Sumatera Utara, menyebutkan dari sini kita yakin adanya Allah SWT yang senantiasa mengawasi makhluknya.
Allah SWT juga akan memberikan petunjuk kepada siapa saja yang ia kehendaki.
Serta Allah SWT tidak sederajat dengan makhluk-Nya.
2. Menaati Perintah Allah
Pada kisah Nabi Ibrahim lengkap tadi, diceritakan begitu banyak ujian yang datang kepada Nabi Ibrahim dengan tujuan menaati perintah Allah SWT.
Sudah menjadi kewajiban bagi hamba Allah SWT untuk menjawab permintaan dari Tuhannya tersebut.
Misalnya saja dengan mengerjakan kewajiban shalat lima waktu dalam sehari dan tidak melalaikannya.
3. Miliki Sikap Tabah
Dalam Al-Quran Nabi Ibrahim disebutkan sebagai Nabi yang lembut, penyantun dan sabar.
Kesabaran atau ketabahan tersebut juga dibuktikan pada perjalanan kisah Nabi Ibrahim yang diuji dengan beragam ujian.
Mulai diuji dari ayahnya yang menolak dakwahnya, kemudian kaumnya, hingga pengorbanan anaknya sendiri.
4. Santun dalam menyampaikan
Perintah berdakwah yang dikerjakan oleh Nabi Ibrahim dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Nabi Ibrahim AS menyeru kepada kaumnya untuk menyembah Allah SWT dan meninggalkan patung berhala dengan santun.
Cara yang santun bisa menjadi sikap yang diperlukan bagi kita ketika akan menyampaikan suatu kondisi kepada orang lain.
5. Cerdas dalam bertindak
Nabi Ibrahim AS juga menggunakan akal dan logikanya ketika berdakwah.
Hal ini beliau buktikan ketika berhadapan dengan kaumnya juga kepada Raja Namrud.
Kecerdasan berfikir dibutuhkan bagi setiap muslim untuk mengambil sebuah keputusan.
Oleh karena itu, cerdas dalam bertindak adalah sebuah sikap yang patut kita teladani.
6. Ikhlas dalam beramal
Perintah yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dalam kisah nabi Ibrahim semata-mata bukanlah perintah yang biasa.
Hal ini dicontohkannya ketika Nabi Ibrahim AS ikhlas untuk mengorbankan anak yang dicintainya untuk dipersembahkan kepada Allah SWT.
Kita bisa belajar untuk memiliki sikap ikhlas ketika beramal, karena dalam ibadah pengorbanan diri akan selalu diperlukan.
Maka dari itu, kita mesti siap untuk mengorbankan sesuatu yang kita cintai untuk berada di jalan Allah SWT.
Itulah kisah Nabi Ibrahim yang dapat Admin sampaikan, semoga bermanfaat!
Apabila ingin mencari bisnis modal minim langsung dari HP, bisa bergabung dengan Evermos.
Raih keuntungan sebanyak-banyaknya dengan penawaran menarik dan jadilah reseller yang hebat.
Sarah Nurjannah adalah SEO Content Writer di Blog Evermos yang berpengalaman selama 3 tahun membagikan konten seputar Doa, Tips Bisnis, Tips & Trik, dan berbagai Konten Informatif lainnya. Tahun 2020, Sarah pernah menulis di Okezone selama 3 bulan sebagai News Writer.