Khutbah Jumat Bulan Safar Pandangan Rebo Wekasan dari Buya Yahya

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Sobat Evermos, kali ini Admin akan mengulas khutbah jumat bulan Safar yang bisa bermanfaat sebagai nasihat dan pesan pada hari jumat nanti.

Sebagaimana umat Muslim yang melaksanakan ibadah pada sepanjang musim dan bulan Hijriah, ada sebagian masyarakat Muslim yang mengenai budaya Rabu Wekasan.

Sebutan rabu wekasan yakni hari terakhir pada bulan Safar yang memiliki arti bahwa hari tersebut adalah hari bala atau hari sial.

Lantas, bagaimanakah pandangan Muslim seharusnya terhadap istilah Rabu Wekasan tersebut? 

Bagaimana Islam memandang adanya hari bala di tengah kalangan umat Muslim dan apa saja dampaknya, dalam artikel berikut ini akan disampaikan dengan mengutip dari channel YouTube Al-Bahjah TV. 

Pengertian Rabu Wekasan


Dalam video berjudul Penjelasan Tentang Rabu Terakhir Bulan Safar (Rabu Wekasan) – Buya Yahya Menjawab” Buya Yahya memberikan penjelasan tentang pendapat Rabu Wekasan dalam pandangan Islam.

Pada zaman jahiliyah dahulu masyarakat Arab menganggap kedatangan bulan Safar sebagai bulan yang sial.

Bulan Safar identik dengan bulan yang sial, bulan yang penuh sengsara, bulan yang tidak membawa manfaat dan membawa bala atau bahaya.

Begitu pula pengertian Rebo Wekasan dalam Wikipedia yaitu nama hari Rabu terakhir di bulan Safar pada kalender Hijriah. 



Masyarakat yang mempercayai Rebo Wekasan akan melakukan sejumlah aktivitas seperti tahlilan, shalat sunnah, berbagi makanan dan sebagainya untuk menghindari bala yang tidak diharapkan.

Lalu seperti apa hukum dari mempercayai tentang Rebo Wekasan? Berikut penjelasan menurut Buya Yahya.

Hukum Mempercayai Anggapan Bulan Safar sebagai Bulan Bala

Buya Yahya kemudian menjelaskan bahwasanya setiap muslim yang mendapatkan kabar misalnya dari orang shaleh katanya bulan Safar akan mendapatkan kesialan, bencana dan sebagainya yang bukan dari perkataan dari Nabi atau Rasul maka tidak wajib untuk meyakininya.

Lanjutnya, dalam Islam tidak ada ketetapan tentang hari baik atau sial karena setiap waktu adalah sama saja.

“Sekarang apakah kita boleh mempercayai (perkataan buruk tentang bulan Safar)? Jadi, qaidah percaya tentang hal seperti ini dibahas dalam bab ilham jika ada seorang shaleh lalu berkata tentang sebuah kejadian maka jika omongannya bertentangan dengan syariat. Kita boleh mendengarnya.

Misalnya orang itu berkata kamu lihat di gunung sana ada 60 harimau, bertentangan dengan syariat tidak? Jika omongannya bukanlah hal syariat maka bisa percaya atau tidak percaya.” ujar dakwah kondang tersebut.

Lebih lanjut lagi, mennurutnya jika ada orang shaleh yang dalam tuturnya berkata mendapatkan ilham contohnya minum khamr, nah maka bagi Muslim itu tidak boleh percaya karena bertentangan syariat.

Ilham itu perlu dibahas, bahwa hukumnya juga terdapat dalam perkataan Nabi dan Rasul.

Khutbah Jumat Bulan Safar Tentang Ilham

Buya Yahya menegaskan kembali. “Jika ilham itu bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunnah maka bertentangan.

Ilham itu boleh dipercaya kalau tidak bertentangan dengan syariat dan sebaliknya.

Kemudian berikutnya Anda diberitakan bahwa hari ini kedatangan musibah, Anda boleh percaya dan Anda boleh tidak percaya.

Setelah itu, kalau ternyata Anda percaya berdasar pada hak dia yaitu orang yang shaleh.”

Buya Yahya juga memberikan penjelasan dan gambaran bahwa orang yang mendapatkan kabar Rebo Wekasan ibarat seperti mendapatkan kabar dalam mimpi.

Lebih lanjut lagi jika orang mendapatkan kabar, dan bukanlah wahyu itu digambarkan seperti pada ketika mimpi.

Sebagai Muslim apabila kita mengalami mimpi jelek buruk maka saat terbangunmeniup tiga kali, meminta perlindungan dari kejelekan yang dilihat.

Kemudian dilanjutkan dengan meludah ke kiri sebanyak 3 kali sambil ucapkan taaudz atau perlindungan.

Hikmah Mendapatkan Kabar Buruk

Dalam kutipan video ceramah yang berdurasi 7 menit tersebut Buya melanjutkan,“Nah kita boleh berlindung dari kejelekan yang kita lihat, 

Berlindung kepada ALlah SWT tentunya dengan berdoa, kemudian jika Anda tidur dan bermimpi jelek.

Ya Allah lindungilah aku dari kejelekan mimpi yang aku lihat. 

Sebab mimpi hanyalah sebuah mimpi yang tidak akan membahayakan secara langsung,

Berlindung kepada Allah boleh” saja dan dengan cara yang disyariatkan.

Misalnya sedekah kepada saudara, melaksanakan shalat dan memohon, shalat hajat, jika dengan cara lain-lain yang diharamkan oleh Allah maka dilarang.”

Jadi terlepas dengan kepercayaan tentang Rebo Wekasan, seorang Muslim dianjurkan untuk berlindung kepada Allah SWT dari segala bentuk kejahatan atau bahaya yang akan datang.

Karena berdoa adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Muslim sebagai sikap bergantung dan pasrah kepada ketetapan-Nya.

Dalam akhir ceramahnya, Buya Yahya menjelaskan tentang pandangan Rebo Wekasan, “Ilham bisa kita patuhi sebagaimana tidak bertentangan dengan syariat. 

Dan kita tidak wajib untuk percaya tentang ilham dari wali sekalipun,

Sehingga pada pembahasan tentang Rebo Wekasan ini ya tidak apa-apa bagi yang tidak mempercayainya.”

Nah itulah khutbah jumat bulan Safar yang bisa kita ambil hikmahnya bersama.

Bahwa dalam pandangan Islam tidak dijumpai istilah khusus tentang adanya hari sial, waktu bala, dan sebagainya.

Sudah menjadi kewajiban bagi umat Muslim untuk selalu meminta perlindungan kepada Allah SWT dalam menjalankan kehidupannya.

Semoga artikel Blog Evermos kali ini bermanfaat bagi Anda dan bantu sebarkan kebaikan ini kepada orang-orang terdekat yang membutuhkannya.

Buka Usaha Jadi Reseller (Daftar Gratis)