Khutbah Jumat Bulan Muharram – Salah satu bulan hijriyah yang sangat mulia adalah bulan Muharram. Banyak peristiwa yang terjadi pada bulan ini.
Salah satunya adalah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah. Selain itu bulan Muharram juga menjadi awal dari tahun hijriyah.
Oleh karena itu banyak Khutbah Jumat Bulan Muharram yang membahas tentang peristiwa yang terjadi di bulan ini.
Artikel ini akan membahas tentang tata cara, rukun, dan contoh Khutbah Jumat Bulan Muharram.
Berikut penjelasannya untuk Anda.
Pengertian Muharram
Sebelum masuk ke pembahasan inti, ada baiknya untuk sama-sama mengetahui terlebih dahulu apa arti dari Muharram.
Nama Muharram secara bahasa dapat diartikan sebagai bulan yang diharamkan, yaitu bulan yang di mana orang-orang Arab diharamkan melakukan peperangan.
Begitulah kebiasaan mereka tempo dulu mengkhususkan bulan-bulan peperangan dan bulan-bulan gencatan senjata.
Dinamakan bulan Muharram karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan.
Tata Cara Khutbah Jumat Bulan Muharram
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan melaksanakan khutbah Jumat, seperti syarat, rukun, dan tata caranya.
1. Syarat Khutbah Jumat Bulan Muharram
Setidaknya ada 9 syarat yang harus dipenuhi ketika akan melakukan khutbah Jumat, berikut ini adalah syarat-syaratnya:
- Seorang Khatib wajib laki-laki
- Kemudian Khatib harus suci dari segala bentuk hadas
- Selain itu Khatib juga harus menutup aurat
- Jika mampu, Khatib harus berdiri
- Pelaksanaan khutbah harus dilakukan pada saat dzuhur setelah adzan kedua
- Jamaah paling sedikit adalah 40 orang
- Di antara dua khutbah, Khatib diharuskan duduk sebentar lalu bangkit lagi
- Kedua khutbah harus dilakukan berurutan
- Semua rukun khutbah wajib disampaikan menggunakan bahasa Arab
Itulah 9 syarat khutbah yang harus dipenuhi.
2. Rukun Khutbah Jumat Bulan Muharram
Setelah syarat harus dipenuhi, kemudian ada rukun-rukun yang harus diperhatikan ketika akan melakukan khutbah Jumat.
Berikut adalah rukun Khutbah Jumat Bulan Muharram:
- Bacaan Alhamdulillah. Khutbah shalat Jumat wajib (harus) dimulai dengan bacaan hamdalah yaitu lafadz memuji Allah SWT. Misalnya seperti lafadz Alhamdulillah, atau Ahmadullah, atau innalhamda-lillah.
- Shalawat kepada Nabi SAW. Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW wajib (harus) dilafalkan dengan jelas. Paling tidak ada ucapan shalawat seperti shalli ala Muhammad, atau as-shalatu ala Muhammad atau ana mushallai ala Muhammad.
- Membaca dua kalimat Syahadat.
- Ajakan untuk Taqwa kepada Allah SWT. Sederhananya adalah perintah, ajakan atau anjuran untuk bertakwa atau takut kepada Allah SWT. Mengenai lafadz-nya, khatib bisa memilih secara bebas. Misalnya saja seperti Takutlah kalian kepada Allah SWT.
- Membaca ayat suci Al-Quran di salah satu khutbah-nya. Paling tidak, khatib bisa membaca minimal satu kalimat dari ayat suci Al-Quran saat sedang khutbah.
Jadi, ketika akan melaksanakan khutbah Jumat, rukun-rukun tersebut harus dipenuhi. Jika ada satu yang tidak dipenuhi maka khutbah Jumat dianggap tidak sah.
3. Tata Cara Khutbah Jumat Bulan Muharram
Berikut ini adalah tata cara yang benar dalam melaksanakan Khutbah Jumat Bulan Muharram:
- Pertama, Khatib harus berdiri di atas Mimbar atau suatu tempat yang lebih tinggi dari jamaah shalat Jumat. Setelah itu ucapkan salam kepada jamaah.
- Selanjutnya adalah adzan. Ketika adzan berkumandang Khatib dianjurkan untuk duduk di belakang mimbar seraya mendengarkan adzan.
- Setelah adzan selesai, Khatib berdiri dan memulai khutbah.
- Jika Khatib mampu untuk berdiri, maka wajib berdiri dan menghadap ke arah jamaah. Namun jika tidak mampu berdiri, Khatib diperbolehkan duduk.
- Setelah selesai membaca khutbah pertama, Khatib duduk sejenak sebelum melanjutkan khutbah kedua. Ini dinamakan duduk di antara dua khutbah.
- Ini perlu diperhatikan oleh para Khatib, yakni khutbah jangan terlalu panjang. Hendaknya khutbah tidak boleh lebih panjang dari durasi shalat Jumat.
- Khatib harus menyampaikan khutbah dengan jelas dan lantang agar mudah dipahami jamaah.
- Terakhir yaitu tutup khutbah dengan kalimat doa mohon ampun kepada Allah SWT.
Itulah tata cara melaksanakan Khutbah Jumat Bulan Muharram yang harus Anda ketahui agar tidak salah dalam melakukan khutbah.
Contoh Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat namun Bermakna
Jika Anda sudah tahu bagaimana cara melakukan khutbah Jumat yang baik dan benar, berikut ini adalah contoh Khutbah Jumat Bulan Muharram yang singkat namun bermakna.
1. Khutbah Pertama
Pembukaan atau Mukadimah
اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِأَدَاءِ الشّرَائِعَ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ السَّمِيْعُ الْبَدِيْعُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّمِعُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُو
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt yang telah senantiasa memberikan kita kenikmatan mereguk iman, memeluk Islam, juga nikmat menjalani kehidupan dengan sehat wal afiat.
Dengan semua itu, kita dipertemukan di tempat suci nan berkah ini untuk beribadah kepada-Nya sebagai tanda syukur atas segala nikmat yang telah kita terima dari-Nya.
Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Tak lupa, kita menghaturkan selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW., juga kepada keluarganya, sahabatnya, tabi’in, dan juga kepada kita semua selaku umatnya. Amin ya rabbal alamin.
Sebagaimana sudah maklum, bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk meningkatkan kepatuhan dalam menaati aturan syariat yang telah dibuat-Nya, yaitu dengan melaksanakan segala perintah wajib dan senantiasa terus berupaya menghindari sesuatu yang Ia larang. Hal tersebut merupakan bentuk takwa kita kepada-Nya.
Mengajak untuk Takwa kepada Allah SWT
Dalam rangka meningkatkan ketakwaan itu, kita perlu mengisi hari-hari kita, setiap waktu yang kita terima untuk beribadah. Apalagi saat ini, kita sudah memasuki bulan Muharram, bulan yang begitu dimuliakan Allah SWT.
Membaca Ayat Suci Al-Alquran
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 36 berikut
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya, “Sesungguhnya, jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”
Isi
Maksud haram pada ayat tersebut bukanlah haram dalam pengertian fikih. Disebutkan dalam kitab Tafsir As-Shawi, bahwa haram dalam ayat di atas adalah dimuliakan (mu’azzhamah).
Sementara empat bulan yang dimaksud adalah Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Bulan yang terakhir disebut ini memang istimewa.
Di dalamnya, terdapat hari asyura, hari kesepuluh di bulan tersebut. Di hari itu, umat Islam sangat disunnahkan untuk berpuasa. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. رواه مسلم
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardu adalah salat malam.” (HR Muslim).
Hadis di atas menunjukkan betapa pentingnya berpuasa di bulan Muharram. Tingkatannya hanya satu level di bawah puasa di bulan Ramadan.
Hal tersebut menunjukkan arti bahwa puasa di bulan Muharram ini sangat dianjurkan. Dalam Kitab Al-Minhaj fi Syarhi Shahih Muslim bin al-Hajjaj, Syekh Syarafuddin An-Nawawi menerangkan, bahwa para ulama juga bersepakat akan kesunahan puasa di hari asyura.
Akan lebih sempurna lagi jika puasa pada hari kesepuluh di bulan Muharram ini juga diikuti dengan puasa pada dua hari yang mengiringinya, yakni tanggal 9 dan tanggal 11 Muharram.
Meskipun Nabi Muhammad saw tidak menjalankan puasa ini, tetapi dalam haditsnya, beliau pernah menyampaikan keinginannya untuk melaksanakan puasa di tanggal tersebut.
Puasa di kedua hari ini juga menjadi pembeda dengan kaum Yahudi yang sama-sama berpuasa di tanggal 10 Muharram.
Insya Allah, jika hal tersebut kita lakukan, maghfirah dan ampunan Allah SWT akan selalu menyertai kita.
2. Khutbah Kedua dan Doa
نَحْمَدُ اللهَ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ، وَنَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِنَا. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِٰلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةْ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ النَّهْضَةْ . أَمَّا بَعْدُ.
أَيُّهَا النَّاسُ! أُوْصِيْكُمْ بتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا وَأٰمِرًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَآئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَبَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا إِبْراهَيْمَ فِي الْعٰلَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، بِرَحْمَتِكَ يَآ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالمْؤُمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الْحاَجاَتِ, اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الِإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ الِإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. رَبَّنَا أتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّءْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا. رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا. رَبَّنَا أتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهْ! إِنَّ اللهَ يَعْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاۤءِ ذِي اْلقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ اْلفَخْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، فَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمٍ يَّزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْا مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Demikianlah pembahasan lengkap Khutbah Jumat Bulan Muharram, mulai dari syarat, rukun, tata cara, hingga contohnya. Semoga bermanfaat!
Terus kunjungi situs Blog Evermos untuk membaca artikel islami lainnya. Semoga bermanfaat.
Jika Anda ingin mendapatkan uang tanpa harus mengeluarkan modal, mudah saja. Yuk gabung jadi reseller Evermos dan dapatkan jutaan rupiah setiap bulannya.
Rizky Syahaqy, merupakan SEO Content Writer di Blog Evermos yang fokus pada konten bisnis dan doa. Sebelumnya saya merupakan lulusan dari Universitas Islam Negeri Bandung jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Setelah lulus, saya bekerja di dunia kepenulisan selama 1 tahun, yakni menjadi wartawan di sebuah media berita. Namun sejak masih kuliah saya aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang jurnalistik dan kepenulisan selama 3 tahun. Bahkan semasa kuliah saya sudah bekerja sebagai penulis lepas di berbagai media berita dan penyiar radio. Oleh karena itu saya memiliki kemampuan yang baik dalam menulis dan mencari sumber yang kredibel untuk sebuah tulisan yang saya buat. Semoga yang saya sajikan dapat bermanfaat untuk semua yang membacanya.