Pada setiap tahunnya hari ini, 17 September diperingati sebagai Hari Palang Merah Nasional. Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi nasional yang fokus dalam bidang sosial kemanusiaan. Organisasi ini mempunyai tujuh prinsip ketidakberpihakan yang menjadi dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan.
Hingga sampai saat ini PMI telah tersebar 34 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia.
Sebenarnya, Bagaimana sejarah berdirinya organisasi kemanusiaan yang tersebar di Indonesia bahkan dunia ini? Yuk simak sejarahnya dan kontribusi bagi negeri berikut ini.
Hari Palang Merah Nasional
Sejarah PMI
Awal mula berdirinya Palang Merah Indonesia sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II Tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873.
Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) ini diawali pada 1932 yang mana Kegiatan tersebut dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI.
Rancangan ini mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia yang diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkai pada tahun 1940 namun ternyata ditolak mentah-mentah. Akhirnya rancangan ini disimpan untuk menunggu saat yang tepat.
Tidak kenal menyerah akhirnya pada saat masa pendudukan Jepang mereka kembali mencoba membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun upaya tersebut kembali mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga rancangan tersebut masih belum.
Akhirnya, proses pembentukan Palang Merah Indonesia pun baru dimulai pada 3 September 1945 yang mana pada saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I saat itu) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.
Dengan semangat tinggi yang ditunjang oleh lima orang panitia yang terdiri dari Dr. R Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala, Dr Boentaran mempersiapkan terbentuknya Palang Merah Indonesia.
Hingga pada akhirnya, tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, Organisasi PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah ini pun hingga saat ini diperingati sebagai Hari PMI.
Peran PMI Bagi Negeri
Peran PMI bagi negeri tentunya adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Sebagai perhimpunan nasional yang resmi, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1950 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.
Palang Merah Indonesia mempunyai wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI yang selanjutnya disebut dengan PMR (Palang Merah Remaja).
PMR ini dikenal merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana untuk mempromosikan prinsip-prinsip dasar gerakan palang merah dan bulan sabit merah internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.
Palang Merah Remaja adalah suatu organisasi binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat dan ditempatkan di sekolah-sekolah ataupun kelompok masyarakat (sanggar, kelompok belajar, dll.) yang bertujuan membangun dan mengembangkan karakter Kepalangmerahan agar siap menjadi Relawan PMI pada masa depan.
Setiap anggota yang bergabung di PMR wajib mendapatkan pelatihan sebelum terlibat dalam kegiatan Tri Bhakti PMR agar siap menjalankan peran dan fungsinya.
Pada setiap sesi pelatihan akan menguatkan karakter anggota PMR untuk meningkatkan keterampilan hidup sehat dan menjadi calon relawan, anggota PMR tidak hanya tahu dan trampil, tetapi juga perlu memahami dan menerapkan yang telah mereka pelajari, dalam proses pelatihan.
Proses pelatihan dapat dilakukan oleh PMI Kota/Kabupaten maupun Unit PMR, sesuai kurikulum yang telah ditetapkan. Waktu pelaksanaan pun menyesuaikan dengan kalender pendidikan, berintegrasi dengan kegiatan-kegiatan tertentu, maupun waktu yang telah disepakati bersama antara PMI Kota/Kabupaten, fasilitator/pelatih, dan anggota PMR.
Yuk Ikut berkontribusi Bagi Negeri
Demikianlah ulasan mengenai hari palang merah nasional yang berkontribusi bagi negeri ini. Semoga organisasi ini bisa terus berkembang hingga membantu lebih banyak lagi manusia dan berkontribusi bagi Indonesia.
Tidak hanya mereka, Anda pun bisa berkontribusi bagi Indonesia dengan cara bergabung menjadi reseller Evermos. Anda bisa membantu untuk meningkatkan kemajuan ekonomi umat dengan turut berpartisipasi dalam menjual beragam produk unggulan dari brand lokal. Karena sebagaimana kita tahu UMKM merupakan salah satu sumber kemajuan ekonomi terbesar di Indonesia.
Jadi tunggu apalagi, yuk bergabung dengan Evermos sekarang.
Siti Choerunnisa adalah seorang SEO Content Writer di blog Evermos dengan menulis artikel seputar bisnis/usaha, fashion and travelling.