Cara mendidik anak yang keras kepala – Ketika Allah SWT mengkaruniai seorang anak kepada Anda, maka Anda wajib menjaga karunia itu.
Apalagi anak adalah titipan terbesar yang diberikan Allah kepada Anda. Maka Anda harus bisa mendidiknya agar anak tumbuh menjadi anak yang shaleh dan shalehah.
Biasanya jika anak sudah memasuki usia 2 sampai 9 tahun ada yang memiliki sifat keras kepala. Bahkan ada juga yang sampai dewasa masih keras kepala.
Keras kepala merupakan salah satu sifat dan watak yang dimiliki manusia. Namun jika keras kepala menjadikan hal buruk pada diri Anda dan anak Anda, biasakan untuk mengontrolnya.
Jika masih anak-anak, Anda bisa mendidiknya agar tidak tumbuh menjadi anak yang keras kepala. Simak artikel ini sampai habis untuk mendapatkan cara mendidik anak yang keras kepala menjadi lemah lembut.
Cara Mendidik Anak yang Keras Kepala
Mengutip dari situs popmama.com ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mendidik anak yang keras kepala. Berikut ini adalah caranya:
1. Jangan emosi kepada anak
Biasanya kebanyakan orang tua akan memarahi dan berteriak jika anak melakukan kesalahan dan keras kepala. Hal itu adalah kesalahan bagi Anda.
Seharusnya Anda bisa mengontrol emosi dan memberikan pengertian kepada anak agar bisa berbuat baik kepada orang lain. Dengan begitu anak akan terbiasa lemah lembut dan tidak keras kepala.
2. Jangan memaksa anak
Kesalahan yang sering terjadi pada orang tua adalah memaksa anak untuk selalu mengikuti kemauannya. Padahal anak tidak suka diperlakukan seperti itu.
Maka sebaiknya Anda jangan memaksa kehendak anak karena itu bisa membuat anak menjadi pembangkan dan keras kepala.
3. Jangan berdebat dengan anak
Kemudian jangan Anda berdebat dengan anak apabila berbeda pendapat dengan sang anak. Tapi dengarkan terlebih dahulu apa yang ingin ia sampaikan sebenarnya.
Jika Anda melakukan hal itu pasti anak pun akan merasa dihargai dan dimengerti, maka anak akan dengan sendirinya menjadi nurut kepada Anda dan tidak keras kepala lagi.
4. Batasi anak dengan sanksi dan aturan yang tegas
Tidak menjadi masalah jika Anda memberikan aturan kepada sang anak, apalagi jika memberikan sanksi yang tegas, itu lebih bagus.
Namun jangan sampai Anda salah dalam menyampaikan aturan tersebut. Karena anak yang keras kepala biasanya akan tempramental, maka dari itu Anda perlu berhati-hati dalam menyampaikannya.
5. Coba masuk ke dalam diri anak
Apabila anak Anda keras kepala, cobalah untuk bisa mengerti dan masuk ke dalam diri anak. Dengan begitu Anda bisa mencoba memahami yang dirasakan anak Anda.
Anda juga bisa mengerti apa yang anak Anda rasakan, dengan begitu anak akan lebih respek kepada Anda.
Cara Mendidik Anak Remaja yang Keras Kepala dan Pemarah
Bukan hanya balita atau anak kecil saja yang keras kepala, bahkan anak yang sudah remaja pun masih ada yang keras kepala.
Oleh karena itu ada cara khusus yang bisa Anda lakukan agar anak remaja Anda menjadi tidak keras kepala.
1. Ikuti dan arahkan jalan hidup anak
Jika anak Anda sudah remaja, kadang mereka sudah punya urusan dan jalannya sendiri. Maka dari itu Anda tidak perlu keras kepadanya.
Cukup ikuti saja dan arahkan jalan hidup anak Anda. Dengan begitu anak akan merasa didukung dan Anda masih bisa mengontrol kehidupan anak Anda.
2. Jangan mengekangnya berlebihan
Kemudian cara mendidik anak remaja yang keras kepala dan pemarah yaitu dengan cara tidak mengekangnya secara berlebihan.
Jika anak remaja dikekang, maka ia akan berulah sebaliknya dengan yang Anda perintahkan. Anak remaja biasanya ingin dituruti.
Namun Anda hanya perlu membatasi anak Anda seperlunya agar tidak salah dalam bergaul dan tidak keras kepala.
3. Pahami keinginannya
Selanjutnya yaitu pahami keinginan anak Anda. Turuti jika keinginan tersebut masih dalam batas wajar dan normal.
Namun jika sudah di luar batas wajar, Anda wajib untuk menasihatinya dan memberikan solusi yang baik agar anak remaja Anda mengerti.
Dengan begitu anak menjadi penurut dan tidak mudah marah kepada siapa pun.
Cara Menghadapi Anak Keras Kepala Menurut Islam
Cara mendidik anak yang keras kepala juga bisa Anda lakukan dengan cara-cara yang sesuai dengan ajaran Islam.
Ada beberapa cara menghadapi anak keras kepala menurut Islam yang bisa Anda lakukan agar anak Anda tidak keras kepala.
1. Ajarkan untuk taat mengerjakan shalat
Mengajarkan anak agar mengerti bahwa shalat adalah kewajiban akan membuat anak mengerti nilai-nilai agama yang salah satunya adalah tidak boleh keras kepala dan marah.
Selain itu anak juga akan lembut hatinya apabila selalu mengerjakan shalat lima waktu secara rutin.
Maka anak dengan sendirinya akan paham bahwa menghargai orang lain jauh lebih penting daripada memikirkan apa yang ada di dalam kepalanya sendiri.
2. Ajarkan anak mengaji
Salah satu cara untuk mendidik anak yang keras kepala menurut Islam adalah dengan mengajarinya mengaji.
Karena dengan mengaji anak akan mengerti kandungan yang ada di dalam Al-quran. Selain itu orang yang senantiasa sering mengaji maka akan lembut harinya.
3. Biasakan anak berkata sopan dan menghargai orang lain
Kemudian Anda bisa mengajarkan kepada anak Anda untuk selalu berkata sopan dan menghargai orang lain.
Karena jika anak sudah terbiasa sopan santun dan menghargai orang lain, semakin ia dewasa ia akan lebih baik lagi.
Doa Melembutkan Hati Anak yang Keras Kepala
Hal yang bisa Anda lakukan agar anak tidak keras kepala dan lembut hatinya yaitu dengan meminta kepada Allah dengan cara berdoa.
Doa melembutkan hati anak yang keras kepala terkandung dalam Al-quran surat Al-Furqon ayat 74.
وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
Artinya: Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
Demikianlah artikel tentang cara mendidik anak yang keras kepala dan pemarah. Semoga bermanfaat.
Selalu kunjungi situs Blog Evermos untuk mendapatkan artikel menarik lainnya. Selamat membaca
Rizky Syahaqy, merupakan SEO Content Writer di Blog Evermos yang fokus pada konten bisnis dan doa. Sebelumnya saya merupakan lulusan dari Universitas Islam Negeri Bandung jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Setelah lulus, saya bekerja di dunia kepenulisan selama 1 tahun, yakni menjadi wartawan di sebuah media berita. Namun sejak masih kuliah saya aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang jurnalistik dan kepenulisan selama 3 tahun. Bahkan semasa kuliah saya sudah bekerja sebagai penulis lepas di berbagai media berita dan penyiar radio. Oleh karena itu saya memiliki kemampuan yang baik dalam menulis dan mencari sumber yang kredibel untuk sebuah tulisan yang saya buat. Semoga yang saya sajikan dapat bermanfaat untuk semua yang membacanya.