Pernahkah Anda melihat ada orang yang hidup dengan penuh kemewahan, rezeki melimpah, tidak pernah celaka dan senantiasa sehat ? Padahal hidupnya sangatlah jauh dari Allah dan akrab dengan kemaksiatan. Jangan merasa heran, hati-hati mungkin saja mereka di golongkan sebagai orang istidraj. Sudah tahukah Anda arti istidraj? Simak ulasannya berikut ini.
Dalam Islam, dikatakan bahwa apa yang ada didunia ini sesungguhnya hanyalah fana atau kesenangan sesaat. Kesenangan tersebut dapat berupa harta, tahta, juga wanita.
Sejarah Islam memberikan bukti nyata bahwa apa yang ada di dalam dunia bukanlah sesuatu yang berarti, sebab muslim meyakini akan adanya hari pembalasan dimana segala perbuatan akan menerima pertanggungjawabannya.
Sebab itu, harta yang merupakan kesenangan duniawi tidaklah berarti apa-apa ketika hari pembalasan nanti, tidak bisa menyelamatkan kita, atau menjadi penolong kita.
Di dalam Islam sendiri dijelaskan bahwa ada istilah istidraj. Lalu apakah arti istidraj itu? Untuk mengetahuinya lebih dalam Anda bisa menyimak artikel berikut.
Apa Itu Istidraj ?
Arti Istidraj merupakan tipuan yang diberikan oleh Allah SWT terhadap orang-orang yang tidak taat terhadap-Nya.
Dalam hal ini, Allah SWT mengabulkan segala keinginan manusia dengan membukakan pintu-pintu kesenangan, Padahal sebenarny adalah kehancuran, kenistaan, dan kesengsaraan baginya.
Arti Istidraj juga suatu jebakan berupa kelapangan rezeki, padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.
Jadi, ketika Allah membiarkan seseorang sengaja meninggalkan shalat, meninggalkan puasa, meninggalkan segala perintah Allah, merasa bangga dengan apa yang dimiliki, menganggap enteng perintah- perintah Allah, merasa umurnya panjang dan menunda-nunda taubat.
Akan tetapi Allah memberi mereka kesenangan, hidup aman, tidak sakit dan tidak pula tertimpa musibah. Maka, bersiaplah untuk menantikan konsekuensinya, karena janji Allah itu Maha Benar.
Pada saat seseorang tertimpa istidraj, ia sangat terlena dengan semua yang dia punya, sehingga lupa bahwa semuanya hanyalah titipan sementara. Dia lupa bersyukur atas nikmat yang diberikan, begitu juga ia gemar melakukan kemaksiatan tanpa merasa berdosa.
Ayat Al-Qur’an Tentang Istidraj
وَلَا يَحۡسَبَنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَنَّمَا نُمۡلِىۡ لَهُمۡ خَيۡرٌ لِّاَنۡفُسِهِمۡؕ اِنَّمَا نُمۡلِىۡ لَهُمۡ لِيَزۡدَادُوۡۤا اِثۡمًا ۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِيۡ
Artinya: “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan.” (Ali ‘Imran: 178)
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ ۚبَلْ لَا يَشْعُرُونَ
Artinya: “Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Al Mu’minun: 55-56)
فَذَرْنِى وَمَن يُكَذِّبُ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ ۖ سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan Perkataan ini (Alquran). nanti Kami akan menarik mereka dengan beransur-ansur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui,” (Al Qalam: 44)
Jadi, ketika ada orang yang tidak shalat, tidak puasa Ramadhan, gemar bermaksiat, tetapi hidupnya makmur, sejahtera, dan bergelimang kemewahan, ini adalah tanda-tanda istidraj.
Ciri-Ciri Istidraj
1. Ibadah Semakin Turun, Namun Kesenangan Makin Melimpah
Pernahkah Anda merasakan ketika ibadah semakin menurun, tapi hidupnya aman-aman saja, bahkan kesenangan semakin melimpah. Hati-hati, itu salah satu ciri istidraj.
Ibnu Athaillah berkata :
“Hendaklah engkau takut jika selalu mendapat karunia Allah, sementara engkau tetap dalam perbuatan maksiat kepada-Nya, jangan sampai karunia itu semata-mata istidraj oleh Allah”
2. Ketika Melakukan Maksiat, Tapi Malah Makin Banyak Kesenangan
Terkadang manusia suka lupa diri, seperti melakukan maksiat. Ketika melakukan maksiat, tentu ia sedang jauh dari Allah. Bahkan ia sudah semakin terlena dengan kesenangan dan melakukan kemasiatan lagi dan lagi.
Ali Bin Abi Thalib r.a. berkata :
“Hai anak Adam ingat dan waspadalah bila kau lihat Tuhanmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus melakukan maksiat kepadaNya” (Mutiara Nahjul Balaghoh Hal 121)
3. Jarang Mengalami Sakit
Allah memberikan penyakit kepada manusia sebagai penggugur dosa. Akan tetapi, pernahkah merasa bahwa tidak mengalami sakit? Hati-hati itu istidraj, karena pada hakikatnya Allah yang menimpa kesakitan serta yang mampu menyembuhkannya pula.
Imam Syafi’i pernah mengatakan:
“Setiap orang pasti pernah mengalami sakit suatu ketika dalam hidupnya, jika engkau tidak pernah sakit maka tengoklah ke belakang mungkin ada yang salah dengan dirimu.”
4. Semakin Kikir, Namun Harta Semakin Banyak
Ketika seseorang memiliki sifat kikir, tidak pernah zakat, infak, shadaqah ataupun mengulurkan bantuan orang lain. Namun justru harta semakin melimpah ruah. itulah menjadi salah satu ciri pengertian istidraj dalam islam.
Padahal, sebagaimana kita ketahui bahwa sebetulnya dengan mengeluarkan harta dapat membuat harta kita semakin banyak. Percayalah!
Cara Menghindari Istidraj
1. Meningkatkan Keimanan
Sebagai umat islam, tentu saja keimanan merupakan sebagai dasar bagi kita dalam menjalankan kehidupan di dunia.
Karena dengan iman yang kuat keberkahan yang sejati akan kita dapatkan dalam hidup.
Insya Allah, ketika kita beriman kepada Allah, segala hal yang menimpa baik kesenangan atau kesengsaraan, kita akan senantiasa bersyukur dan meyakini bahwa apa yang terjadi itulah yang terbaik.
2. Berdoa
Dengan berdoa yang sungguh-sungguh, merupakan cara kita meminta kepada Allah secara langsung agar diberikan keberkahan harta, waktu, keluarga dan juga kenikmatan kenikmatan dunia yang lainnya.
Akan tetapi jangan sampai nikmat tersebut melalaikan kita, menjadikan kita malas untuk beribadah dan bermaksiat kepada Allah.
Jangan sampai terlena dengan kenikmatan dan kita semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Perlu kita ingat bahwa sebaik-baiknya kenikmatan ialah yang akan kita dapatkan di akhirat kelak kenikmatan yang kekal selama-lamanya.
3. Mengerjakan Amal Sholeh
Dengan melakukan beramal sholeh, insya Allah kehidupan kita akan diberi keberkahan oleh Allah SWT. Allah akan membalas segala amal perbuatan kita, bahkan balasannya berkali-kali lipat yang tidak kita duga.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman. maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-nahl ayat 97)
4. Memperbanyak Intropeksi Diri
Sebaiknya kita berintropeksi diri untuk mengukur dan mengingatkan diri sendiri agar terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT.
Ketika hati diingatkan untuk memohon ampun, maka hal tersebut akan menyelamatkan kita dari arus istidraj.
Hendaknya seseorang yang beriman menjaga diri dari harta yang haram dan berupaya konsisten dalam menjalankan perintah-perintah Allah.
Demikianlah informasi mengenai arti istidraj dan ciri-cirinya serta cara menghindarinya yang dapat Anda ketahui.
Semoga kita senantiasa terhindar dari perbuatan istidraj dan selalu melibatkan Allah SWT dalam segala urusan, sehingga Allah senantiasa melindungi kita dalam keadaan apapun.
Sekarang Anda sudah mengetahui kan tentang istidraj? Apabila selama ini merasakan ciri-ciri di atas, segeralah untuk memohon ampunan kepada Allah. Sehingga bisa dijauhkan dari istidraj. Aamiin Ya Rabbal’alamiin.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Boleh bagikan artikel ini dalam rangka untuk saling mengingatkan dalam kebaikan.
Untuk membaca artikel menarik lainnya, Anda bisa mengunjungi situs blog Evermos.
Risma Novianti adalah SEO Analyst yang memiliki latar pendidikan Public Administration. Memiliki pengalaman kerja di bidang SEO selama 3,5 tahun. Berkemampuan aktif menganalisis data performance suatu website blog Evermos dan menganalisis content article dengan niche bisnis dan islami. Merangkap juga sebagai SEO Content Writer dengan memiliki kemampuan menulis dan mengedit yang baik sesuai dengan kaidah SEO sehingga tulisan mudah ditemukan di hasil pencarian Google.