Kalau kamu sering berselancar di Twitter, mungkin kamu pernah menemui istilah yang viral belakangan ini, “FOMO.” Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin tampak asing. Mereka bertanya-tanya, apa arti FOMO? Istilah ini begitu kerap muncul, sampai-sampai meresahkan bagi yang belum tahu. Kali ini, kita akan bahas tuntas tentang arti FOMO dalam bahasa gaul.
Arti FOMO dalam Bahasa Gaul

Secara harfiah, jika diartikan, FOMO merupakan singkatan dari “Fear of Missing Out.” Arti FOMO dalam bahasa gaul adalah rasa takut atau cemas akan ketinggalan informasi, kegiatan, atau tren yang sedang berlangsung.
Seorang yang mengalami FOMO akan merasa gelisah bila tidak terlibat atau tidak mengetahui apa yang sedang ‘hype’ atau populer di kalangan banyak orang.
FOMO menjadi sangat populer pada tahun 2010-an, terutama dengan meningkatnya penggunaan media sosial. Di Twitter, misalnya, FOMO bisa dirasakan ketika ada topik yang sedang ramai diperbincangkan dan kita tidak mengetahui apa-apa tentang topik tersebut.
“Kenapa sih semua orang tiba-tiba ngomongin ini? Ada apa sih sebenarnya?” Barangkali pertanyaan semacam ini kerap muncul dalam pikiran kita.
Arti FOMO dalam Konteks Lainnya
Sementara itu, FOMO tidak hanya sebatas tentang rasa takut ketinggalan berita atau tren saja, tetapi juga mencakup rasa khawatir akan ketinggalan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.
Misalnya, saat teman-teman kita pergi berlibur atau nonton konser musisi kesukaan, sementara kita tidak bisa ikut. Rasa takut atau cemas bahwa kita mungkin saja ketinggalan momen atau pengalaman seru bisa muncul dan itulah yang disebut dengan FOMO.
Namun, perlu diingat juga bahwa ada istilah lain yang mungkin kurang dikenal, yaitu FOBO atau “Fear of Better Options”.
Jika FOMO adalah rasa takut ketinggalan, FOBO adalah rasa takut membuat keputusan karena mungkin ada opsi yang lebih baik. Kedua istilah ini cukup mencerminkan fenomena kehidupan sosial di era digital saat ini.
Secara keseluruhan, FOMO dalam bahasa gaul mencerminkan fenomena kecemasan sosial di era digital. FOMO dan FOBO menunjukkan bagaimana media sosial dan internet telah mempengaruhi cara kita berinteraksi dan mempersepsi kehidupan sehari-hari kita.
Jadi, apabila kamu merasa FOMO atau FOBO, ingatlah bahwa tidak selamanya kita harus mengikuti semua tren yang ada. Kehidupan nyata kita sendiri pun sudah cukup menarik dan berharga.
Contoh Fenomena FOMO dalam Kehidupan Sehari-Hari
Berikut adalah tiga contoh fenomena FOMO dalam kehidupan sehari-hari:
1. Media Sosial
Misalkan saat melihat foto-foto liburan teman di Instagram, kamu merasa cemas dan iri karena tidak bisa mengikuti mereka.
Mungkin karena kamu sedang sibuk bekerja atau ada hal lain yang menghalangi. Ini adalah contoh FOMO, di mana kamu merasa takut ketinggalan pengalaman seru yang sedang dijalani oleh orang lain.
2. Acara atau Event
Contohnya, saat teman-temanmu pergi ke konser musisi kesukaan dan kamu tidak bisa ikut karena alasan tertentu.
Melihat berbagai postingan tentang konser tersebut di media sosial membuatmu merasa ketinggalan momen seru tersebut. FOMO muncul ketika kamu merasa ada hal seru yang terlewatkan.
3. Tren Baru
Misalnya, saat ada aplikasi atau game baru yang sedang populer dan kamu belum mencobanya. Atau ketika ada serial TV baru yang sedang digandrungi banyak orang, sementara kamu belum sempat menontonnya.
Rasa cemas dan ingin segera mengikuti tren tersebut juga merupakan bentuk dari FOMO.
4. Promosi Belanja
Misalnya saat ada penjualan flash atau diskon besar-besaran di toko online favoritmu dan kamu tidak ingin melewatkannya.
Kamu mungkin merasa harus segera membeli barang tersebut, meskipun sebenarnya tidak benar-benar membutuhkannya.
Rasa takut melewatkan kesempatan mendapatkan barang dengan harga murah ini juga merupakan contoh dari FOMO.
5. Gosip atau Berita Viral
Saat ada isu atau berita hangat yang sedang dibicarakan oleh banyak orang, misalnya skandal selebriti atau berita politik terkini, dan kamu belum tahu menahu tentang itu, mungkin akan muncul rasa gelisah.
Kamu merasa harus segera update dan mencari tahu tentang isu tersebut, takut ketinggalan informasi yang sedang ramai. Fenomena ini juga termasuk dalam kategori FOMO.
Ingat, FOMO adalah fenomena yang normal terjadi, terutama di era digital saat ini. Namun, penting untuk selalu mengingat bahwa tidak perlu selalu mengikuti setiap tren atau kegiatan yang ada.
Setiap orang memiliki jalan dan ritme hidupnya sendiri yang tidak perlu ada perbandingan dengan orang lain.
Jadi, apakah kamu termasuk orang dalam kategori FOMO terhadap tren-tren yang ada? Semua balik lagi pada keyakinan dan keinginan masing-masing ya!
Jangan lupa untuk membaca artikel menarik lainnya hanya di blog Evermos.
Risma Novianti adalah SEO Analyst yang memiliki latar pendidikan Public Administration. Memiliki pengalaman kerja di bidang SEO selama 3,5 tahun. Berkemampuan aktif menganalisis data performance suatu website blog Evermos dan menganalisis content article dengan niche bisnis dan islami. Merangkap juga sebagai SEO Content Writer dengan memiliki kemampuan menulis dan mengedit yang baik sesuai dengan kaidah SEO sehingga tulisan mudah ditemukan di hasil pencarian Google.